Selasa, 10 Juli 2012

sungai amprong airnya duingin bangettttt


Data Sungai Amprong
Malang, Risty Krisinggih 19 Juni 2012
            Sungai Amprong adalah Sungai yang terletak di Desa Gunungsari Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur. Perjalanan ke lokasi dapat ditempuh dari Kota Malang dengan menggunakan sepeda motor sekitar....jam perjalanan. Atau menggunakan angkutan umum dari Terminal Arjosari ke Tumpang kemudian ke Desa Gubuklaka menggunakan angkot GTM. keadaan jalan menuju ke lokasi naik turun, namun sudah beraspal halus. Sepanjang perjalanan diperindah dengan perbukitan di kanan dan kiri jalan yang mempesona dan memberikan hawa dingin namun sejuk. Oiya, ibukit-bukit itu ditanami beragam tanaman holtikultura organik, ya, Poncokusumo ini memang terkenal dengan pertaniannya yang organik.
            Operator rafting Sungai ini bernama Ndayung Bareng Rafting. Letaknya yaitu di Desa Gubuk Klakah, Poncokusumo Malang. Disini dapat dilakukan berbagai macam kegiatan olahraga yang memacu adrenalin, seperti rafting dengan tarif Rp. 199.900/org, outbound Rp. 175.000/org min 20 pax, paint ball Rp. 150.000/org min 20 pax, air softgun Rp. 125.000/org min 20pax, Camping Ground Rp. 100.000/org min 10 pax, dan paket Bromo+rafting Rp. 715.000 min 5 pax. Bagaimana? Ada yang tertarik??
            Letak basecampnya sangat strategis, kita bisa menikmati pemandangan sekitar yang menakjubkan sambil menghirup udara segar. Operator ini baru launching pada bulan Mei 2012, jadi masih sangat baru bagi kalangan pecinta arungjeram. Untuk saat ini, ada 8 guide handal yang siap menemani teman-teman kalau ingin mencoba sensasi menantang di sungai Amprong ini. buat teman-teman yang tertarik, bisa menghubungi pihak operator dengan cp 0431-7777520 atau 08170511843 atau di alamat email: ndayung@gmail.com atau ndayung blogspot.com
            Sungai Amprong ini memiliki karakteristik banyak batu, berarus kuat, namun sedikit dangkal. Menurut saya, sungai ini memiliki grade 3-3,5. Jeram yang dimilikinya ada banyak sekali, diantaranya yaitu: Jeram Welcome, Jeram Batu Tumpuk, Jeram Gajah, Jeram Bejo 1, Jeram Tampar, Jeram Love, Jeram Luak, Jeram Punuk dan jeram maskotnya yakni Jeram Loading. Akan jadi pengalaman tak terlupakan apabila teman-teman dapat mengarungi seluruh jeram di Sungai ini. selain itu, ada juga pemandangan air ter ditengah pengarungan, perbukitan disekelilingnya yang menawan, air sungainya yang jernih, udaranya yang sejuk semakin menjadi alasan kuat untuk memacu adrenalin disungai ini. sungguh rafting disungai ini sangat menyenangkan...silahkan mencoba...^_^

Cerita aplikasi ORAD AMED XXXV IMPALA UB
By. Risty Krisinggih
Malang, 9 Juli 2012 

HARI INI SEMUA BERJALAN MENGALIR TANPA KONTROL
             
Text Box: Situasi tegang ketika evaluasi


           Aku bilang hari ini aku gagal dalam hal penjalanan skenario. Huuh, sebel rasanya skenario yang sudah kususun satu minggu lamanya tercipta dengan percuma seperti kata seniorku. Meskipun malam kemarin aku sudah bela-belain tidur di sekretariat IMPALA, toh pagi ini keberangkatan kami masih saja terlambat. Kendalanya, pertama surat ucapan terimakasih dan surat pemberitahuan lupa belum dibikin, kedua checklist perlengkapan pribadi juga belum selesai, ketiga draft komunikasi juga belum selesai dibikin, lebih-lebih pagi ini ada bapak petugas kebersihan yang jadwal menyapu halaman UKMnya tepat banget sama jadwal pelepasan kami. Huuuh, mau gak mau harus nunggu 10 menit deh sampai beliau selesai menyelesaikan tugasnya. Tidak hanya berujung disitu, akses transportasi dari Bravo Tenda ke Terminal Arjosari dilanjutkan ke Terminal Probolinggo dilanjutkan ke Pajarakan dan akses ke Base Camp Regulo Adventure juga kerap kali menyimpang dari skenario yang aku buat. Huuh, tapi ya sudahlah, lanjut aja ya ke cerita pengarungan hari ini.
            Meskipun keberangkatan kami tadi tidak berjalan mulus, namun pengarungan hari ini tetap harus berjalan. Hilman Fajar Sebastian aku pilih sebagai skier pertama di Sungai Pekalen Bawah ini. Powernya yang mumpuni menjajak sepanjang pengarungan 13km sampai finish dengan lumayan mulus, meski sesekali sempat perahu dibawa mundur ketika masuk jeram. Namun di pengarungan pertama ini, yang mana kami belum tahu seperti apa karakteristik sungai Pekalen Bawah yang terletak di Kecamatan Marun Kabupaten Probolinggo, sudah bisa dikatakan lumayan mulus untuk pemula seperti kami.
            Evaluasi, oh evaluasi. Suatu tahapan terpenting dalam pembelajaran di IMPALA. Dimana ini merupakan suatu ajang mengakui kekurangan dan kesalahan, merekomendasikan solusi untuk menyelesaikan permasalahan dan mengetahui bagaimana tindakan benar yang seharusnya dilakukan oleh masing-masing anggota. Hari ini, adalah evaluasi besar-besaran menurut aku yang kebetulan berposisi sebagai koordinasi lapangan kegiatan Aplikasi ORAD AMED XXXV ini. Begitu banyak kekurangan yang berkaitan dengan fungsiku sebagai seorang Korlap. Tapi untungnya ada Mas Henry dan Mas Gedhe yang banyak memberi masukan untuk memperbaiki kesalahanku dihari ini.


LONG TRIP BERSAMA SKIPPER YANG RELA BERKORBAN

Adi yang sedang SR
            Hari ini, 3 Juli 2012. Sesuai dengan skenarioku, hari ini pengarungan dilakukan dengan longtrip dari Pekalen Atas 11km dan dilanjutkan dengan Pekalen Bawah 13km. Sesuai kesepakatan briefing kemarin malam, Adi Setiabudi adalah skyper yang memimpin pengarungan kami hari ini. Bukan suatu hal mudah ketika harus memimpin pengarungan dengan lintasan sepanjang 24km.
Sungai Pekalen atas yang menyimpan berjuta pesona akan pemandangan eksotisnya, tebing tinggi di kanan kirinya yang memayungi kami dari sengatan sang surya, air terjun yang luar biasa cantiknya, serta jeram yang continue tiada habisnya menjadi pesona tersendiri yang mampu menarik kami sebagai pecinta olahraga arung jeram ini untuk rela menanggung berbagai resiko ketika kami sudah memutuskan untuk mengarunginya. Namun ketika kami melakukannya sesuai dengan prosedur kerja yang safety, maka kami tidak perlu ragu meskipun jalur Pekalen Atas ini saya bilang lumayan berbahaya untuk pemula. Jeramnya yang continue menyebabkan sedikitnya flat untuk beristirahat sejenak, under cutnya yang banyak menjadi momok yang senantiasa harus dihindari dengan tindakan kilat saat itu juga, jeram maskotnya yang lumayan berbahaya, cerukan tebing tajam yang bisa saja menyobek perahu apalagi kulit anak manusia serta masih banyak lagi bentukan-bentukan alaminya yang harus diantisipasi dengan benar. Namun sungguh, semua itu terbayar dengan kepuasan yang akan kita dapatkan ketika rafting di sungai ini.
            Adi Setiabudi dengan kemampuannya membaca arus mampu membawa kami melalui jeram demi jeram dengan aman dan selamat. Meskipun baru kali pertama turun di sungai ini, namun dia telah mampu menunjukkan keseriusannya untuk menjadi seorang skyper yang handal. Hehehe.
            Pekalen Atas telah selesai terlalui dengan mulus, nah ini dia cerita yang seru dihari ini. Pekalen Bawah yang memiliki Jeram Dayung sebagai jeram maskotnya seringkali menyebabkan problem dalam pengarungan. Skotingpun kami lakukan sebelum melewati jeram ini. Terlebih lagi si Adi, rupanya ia sedang serius sekali membahas bagaimana cara melalui jeram ini agar berjalan mulus dengan guide yang menemani kami, Mas Ponidi. Beberapa menit kami habiskan untuk mempelajari jeram ini. Kini tiba saatnya dilakukan aksi untuk dapat melaluinya. Siaaap, dayung maju!! Adi mulai memimpin kami untuk pelan-pelan menuju mulut jeram. Waw, arus yang sangat kuat mulai menggoyahkan arah perahu rupanya. Blemmmm, perahu berhasil masuk, namun perahu bagian depan tersangkut di batu besar yang memecah arus kuat menjadi dua, jalur kanan dan jalur kiri. Begitu kerasnya Adi terlihat berusaha melepaskan perahu agar bisa lolos dari batu. Alhasil perahupun lolos lewat sebelah kanan. Namun, kuda-kuda Adi rupanya kurang kuat untuk menahan keberadaannya diatas perahu. Mungkin karena terlalu berkonsentrasi mengendalikan perahu sehingga dia terjatuh di jeram maskot ini dan rela SR (self rescue/ renang jeram) demi kami yang masih stay diatas perahu sampai lolos melewati jeram. Memang cocok penamaan jeram ini, Jeram Dayung. Tiga dayungpun lepas dari genggaman kami. Namun hebatnya skyper kami kali ini berhasil menyelamatkan 2 dayung dengan segala kemampuannya melewati jeram tanpa perahu. Salut dan jempol perlu kami acungkan untuk pengorbanan dia kali ini. Adi terimakasih untuk segala keberanianmu hari ini.^_^d


PEMBELAJARAN BERHARGA DARI SEORANG GUIDE

Text Box: Mas Asnan, kepala guide Regulo yang sedang mengajari kami cara dayung tarik yang benar
           

        4 Juli 2012. Hari ini adalah saatnya aku Risty Krisinggih yang bertugas sebagai skipper untuk trip Pekalen Bawah. 2 hari sebelumnya merupakan waktu yang cukup untuk memahami bagaimana karakteristik sungai ini. oleh karena itu, aku berfikir bahwa merupakan suatu hal yang wajib apabila hari ini aku harus jauh lebih baik dari kedua temanku, Hilman dan Adi. Istirahat yang cukup, makan yang banyak dan berdoa menjadi bekal yang aku siapkan untuk menyelesaikan pengarungan hari ini.
Text Box: Perahu ketika melalui jeram maskot “Jeram Dayung” dengan Risty sebagai skyper
            Mas Asnan, ketua guide Regulo Adventure adalah guide yang hari ini menemani pengarungan kami. Pengalamannya yang banyak membuat ia mahir mengarahkan perahu untuk menghadapi situasi sesulit apapun. Arahannya kepadaku hari ini semakin menambah semangatku dan mengukir banyak ilmu baru disamping ilmu-ilmu yang kudapatkan dari pemateriku yang baik Mas Henry Yuli (Nim. 2012556/IMP). Sekuat tenaga aku keluarkan semua powerku sebagai seorang perempuan yang seringkali mendapat komentar akan kurangnya power dan strengthku sebagai seorang skipper. Alhasil beberapa jeram di Sungai Pekalen Bawah berhasil kami lalui. Begitu pula jeram dayung yang hari kemarin menjatuhkan si Adi. Scoting seperti biasa menghasilkan sebuah keputusan bagiku untuk memilih jalur kiri, kemudian pilih jalur kanan begitu masuk mulut jeram. Kekuranganku yang lemah dayung C, membuat Mas Asnan membantu ketika melalui jeram ini. walaupun ini bukan murni kemampuanku, tapi untunglah kami bisa melaluinya dengan aman dan selamat. Hehe.
            Hari ini banyak sekali pelajaran baru yang kudapatkan dari Mas Asnan, seperti ferying, cara mencapai edis, dayungan yang hemat energi, cara membaca arus dan masih banyak lagi lainnya. Terimakasih Mas Asnan. ^_^


SERU JUGA DIBAWA MUNDUR MASUK JERAM SAMA SKIPPER SATU INI
 
Hilman si skipper yang hobi bawa perahu mundur ketika masuk jeram
           

               Hilman Fajar Sebastian. Skipper yang paling ahli membawa mundur perahu ketika masuk jeram ini menjadi pemimpin kami untuk pengarungan longtrip hari ini. Pekalen Atas dengan berbagai tingkat kesulitannya membuat Hilman sedikit kualahan kali ini. Perahu yang mundur ketika masuk beberapa jeram menjadi suatu pengalaman tersendiri yang terukir di memory otak kami. Hahaha, kasian Mas Gedhe yang berkali-kali rela menjadi fotografer untuk mendokumentasikan aksi kami melewati beberapa jeram. Namun hasil dokumentasinya kurang memuaskan karena begitu perahu masuk jeram, buritan perahu duluan yang menyapa kamera sehingga kamera tidak mampu merekam guratan wajah kami dengan beribu makna ketika melewati jeram.
            Mundur di jeram pertama tidak menyurutkan semangat Mas Gedhe untuk mendokumentasikan aksi kami. Maklum, ini memang longtrip terahir kami di Pekalen Atas, jadi kami tidak mau melewatkan dokumentasi terutama di Jeram-jeram yang bagus. Tapi, lagi-lagi Hilman membawa mundur perahu ketika melewati jeram. Hahaha, ahli sekali dia ketika membawa perahu dengan posisi mundur. Tapi gaya semacam ini seru juga dan memberikan kesan tersendiri bagi kami.

PILIH MANA? LONCAT 9 METER ATAU TIDAK ADA RECOVERY MANDI DI AIR PANAS
Jembatan bambu di Rest Area Regulo setinggi 9 meter
            6 Juli 2012. Ini menjadi hari terberat bagi aku Risty Krisinggih seorang Korlap dan Skipper yang harus memilih suatu pilihan yang sulit aku pilih dihari ini. skenario hari esok tergantung pada diriku hari ini. Ya, ini terkadang terfikir sedikit tidak adil dimataku, tapi sungguh sangat adil bagi teman-temanku. 5 hari pengarungan tentu saja membuat semua anggota timku kelelahan untuk melakukan latihan lagi dihari esok jika kegiatan berjalan sesuai skenarioku diawal dulu. Mas Henry dan Mas Gedhe, senior yang senantiasa setia menemani kami anak-anak bandel susah diatur ini menawariku sebuah pilihan. Seperti ini pilihannya. Besok aku diijinkan merubah skenarioku dari latihan di Dam 8 menjadi recovery mandi air hangat di pemandian air panas yang lokasinya tidak begitu jauh dari Base Camp Regulo apabila hari ini aku, Risty Krisinggih dengan segala ketakutanku akan ketinggian bersedia loncat dari ketinggian 9 meter dari jembatan bambu di kilometer 6 Rest Area Regulo. Aaaaaaa, ini artinya aku dihadapkan dengan 2 pilihan. Aku loncat atau teman-temanku kecewa berat karena mereka tidak bisa recovery ke pemandian air panas gara-gara aku gak mau loncat. Hiks,hiks,hiks.
            Bagi mereka mungkin mudah saja loncat dari ketinggian berapapun. Tapi bagi aku?? Dulu ketika ORTUM caving di Gua Low Bangi aku pernah gambling dari ketinggian 4 meter karena kesalahanku memakai alat descender. Hal itu seperti membekas di fikiranku sampai saat ini. Dengan memakai alat pengaman saja aku bisa gambling dan rasanya sakit sekali, apalagi ini, terjun dari ketinggian 9 meter tanpa pengaman tali hanya sebuah pelampung dan helm?? Meskipun dibawahnya ada air, namun ketinggian ini tentu saja membuat nyaliku ciut. Walaupun aku tau aksi ini dapat meninggikan mental dan mental itu sangat penting dimiliki oleh pecinta arung jeram, tujuannya tidak lain adalah untuk mengatasi kepanikan dalam keadaan yang darurat.
            Sudah-sudah, hayalanku merajalela disela-sela perjalanan dari Base Camp Regulo menuju Start Point Regulo. Terlebih lagi hari ini tidak ada guide yang menemani kami, karena hari ini Regulo Adventure mendapatkan tamu banyak  sehingga semua guide dikerahkan untuk mereka. Oh Tuhan, kali ini aku harus skyperan sendiri tanpa ada yang membantu, selain itu aku masih harus  mengambil keputusan yang bijak sebagai seorang korlap untuk penentuan kegiatan dihari esok.
            Dengan segala sisa kekuatan yang masih ada aku mencoba untuk terus mengarahkan perahuku melewati jeram-jeram Pekalen Bawah. Alhamdulillah aku berhasil mengendalikan perahu dengan beribu kecemasanku dalam perjalanan menuju ke Rest Area. Aaaaaa rupanya area ini sudah tiba di depan mata. Duh, duh aduh. Jantungku berdetak tidak seperti biasanya. Rasanya ingin berteriak menolak, ingin buang air kecil, ingin lari menerabas tebing dan atau terjadi gejala-gejala ketakutan lainnya. Mungkin 5 hari yang sudah berlalu aku masih bisa menghindari loncat dari ketinggian, tapi kali ini?? Adi, Hilman, Mas Gedhe dan Mas Henry rela menunggu sampai aku mau loncat. Lalu bagaimana dengan ketakutan ini? apa yang harus aku lakukan? T_T
            Perlahan tapi pasti aku melangkahkan kaki menuju jembatan bambu, teman-teman terus menyemangati aku yang saat itu sudah pasrah tanpa ada fikiran apapun itu. Yang terlintas hanya aku gak mau mengecewakan teman-temanku. Rasanya seperti ada angin beliung besar melanda tenggorokanku yang kering, ada ikan paus besar dibawah sana yang siap melahapku, ada keuatan yang terus memaksaku untuk terjun tanpa pikir panjang dan ada juga keindahan dibawah sana yang menantikan kehadiranku. Perlahan berjalan, melihat kebawah, membuat aku bolak balik ke tepi untuk hampir menggugurkan harapan ikan paus yang sedang lapar dibawah sana. Tapi, disebelah kiri ada Hilman si tukang kentut yang menghalangi jembatan sempit itu dengan badannya yang gemuk. Sedangkan disebelah kanan ada Adi si kribo yang menghalangi badan jembatan dengan kaki dan tangannya yang panjang. Entah mengapa kali ini aku jadi berfikiran mereka jahat sekali karena memaksa aku, tapi aku faham juga dengan kesabaran 2 anak manusia ini yang ada batasnya. Disebelah kiri depan ada Mas Gedhe yang siap sedari tadi untuk mendokumentasikan moment yang mereka anggap langka ini. Oh tuhan, bagaimana aku menjelaskan kepada mereka bahwa aku benar-benar ketakutan?? Baik, aku rasa kali ini benar-benar aku tidak bisa lagi mengelak. Karena aku masih tidak berani sampai ujung kesabaran Hilman dan Adi, akhirnya aku memutuskan agar aku didorong saja dari jembatan dengan hitunan 1-3 dari mulutku. Rasanya aku tidak ingat lagi, hanya pasrah dan berharap ikan paus dibawah tidak menelanku hidup-hidup T_T.
            Kuinjakkan kedua kakiku diujung badan jembatan, dan mulutku mulai menghitung. Satuuuuuu, duaaaaaa,,,,AaAaAaaaAAAAAAaaaAAAaaa, ByurRrrRrRrRrRr, PAK, sakiiiit,, pipiku tertampar air karena jatuh duluan. Posisiku salah dan sulit kuingat lagi seperti apa rasanya jantungku yang terbang memisah dari dadaku saat itu.... mengambang lemas dipermukaan air menjadi pilihanku untuk menempatkan lagi jantungku diposisinya. Haaaaaahhh gilaaaaaaaaa...


DIBALIK KEJADIAN PASTI ADA HIKMAHNYA, KARENA TUHAN PUNYA RENCANA

Awal cerita Adi si kribo meriang
            6 Juli yang menjadi hari bersejarah bagi diriku sendiri rupanya tak berujung seperti apa yang kami inginkan. Malam kemarin teman kami Adi menggigil meriang, suhu badannya panas dan sudah jelas bahwa ia sedang sakit. Aku juga heran, kenapa secepat itu dia sakit? Padahal baru saja evaluasi briefing dan dia masih sehat. Aku yang selain Korlap juga merangkap sebagai sie konsumsi dan kesehatan tentu saja cemas akan kesehatannya. Aku beri obat, kubikinkan teh jahe hangat dan kebaikan Hilman yang bersedia memijit Adi malam itu seperti membuktikan saat-saat dimana kami harus melimpahkan kasih sayang sesama teman. Awalnya aku dan Hilman ingin membawa Adi ke Puskesmas untuk diperiksa. Tapi dia menolak. Kami fikir besok semoga keadaannya bisa membaik.
            7 Juli 2012 di pagi buta aku bangun, solat dan lekas mmbangunkan tim untuk menggantikan Adi yang seharusnya bertugas karena dia masih meriang rupanya. Kamipun melakukan SPI tanpa Adi. Nah, selanjutnya adalah bagian yang benar-benar membuat aku bingung sebagai seorang korlap, sie konsumsi dan kesehatan. Sebagai korlap aku berfikir, harus seperti apa ini selanjutnya jalan skenarioku? Tidak mungkin kami pergi ke pemandian air panas sedangkan Adi dalam keadaan sakit. Sebagai sie konsumsi aku berfikir bagaimana kelanjutan alur sarapan pagi ini? skenarionya kami berlima langsung sarapan di tempat warungnya, tapi aku tidak mungkin mengajak Adi pergi ke warung untuk sarapan. Akhirnya aku memutuskan untuk membungkus sarapan pagi dan membawanya ke Base Camp. Sebagai sie kesehatan aku berfikir bagaimana caranya agar keadaan Adi bisa membaik dan kuat sampai kembali ke Bravo Tenda?
            Rupanya aku tidak mampu memutuskan itu semua sendiri. Seharusnya aku meminta kesepakatan dari timku. Tapi disini aku melakukan kesalahan, kuambil keputusan secara sepihak untuk membatalkan recovery dan kuterima saran Mas Gedhe untuk langsung kembali ke Bravo Tenda tanpa pertimbangan. Yang seharusnya kulakukan adalah briefing ulang untuk skenario hari ini. Tapi ya bagaimana lagi, saat itu aku bingung harus bagaimana sampai aku lupa bahwa disekitarku masih ada Mas Henry yang baik hati dan selalu memberi solusi, ada Mas Gedhe yang punya sejuta nasehat untuk mengambil tindakan dalam memecahkan masalah, ada Hilman yang bersedia membantu aku. Walaupun keputusanku tepat untuk membatalkan recovery, namun tidak seharusnya aku memutuskannya sendiri.












































































           Dalam perjalanan pulang ke Bravo Tenda, aku sempat berfikir bahwa untuk apa aku loncat 9 meter kemarin? Tau gitu aku gak usah loncat...tapi sempat lagi aku berfikir Tuhan itu punya  rencana dalam setiap kejadian yang ditakdirkan terhadap aku dan teman-temanku. Semua tidak ada yang sia-sia. Seperti hukum kekekalan energi yang menyatakan bahwa energi tidak akan pernah musnah atau hilang, hanya saja energi itu berubah menjadi bentuk yang lain. Begitu pula dengan loncatanku kemarin, mungkin saja berubah menjadi suatu bentuk peningkatan mental dalam diriku. Adi, kami berharap semoga kamu lekas sembuh ya? ^_^



Rescue by rope when human foot and treatment happen
Siapa bilang senior dilarang bergaya? hehe



 
Pasang instalasi ketika perahu wrap di Jeram Dayung

Action in Pekalen Atas waterfall

           

SUNGAI AMPRONG PENUH PESONA

SUNGAI AMPRONG PENUH PESONA
4-6 Juni 2012
Malang, Risty Krisinggih 19 Juni 2012
4 Juni 2012
                Sungai Amprong adalah sungai yang terletak di Desa Gunungsari Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur. Sungai ini merupakan sungai baru dikalangan pecinta arung jeram seperti kami. Sebab baru satu bulan yang lalu tepatnya bulan Mei Tahun 2012, sungai ini diresmikan sebagai sungai yang dapat diarungi. Kali ini, tim kami berjumlah 4 orang terdiri atas Henri Yuli (556/IMP), Adi Setiabudi (Anggota Muda), Risty Krisinggih (Anggota Muda) dan Hilman Fajar Sebastian (Anggota Muda).
                Cerita kami mulai dengan doa bersama sembari pelepasan di Bravo Tenda (sekretariat IMPALA). Setelah itu berangkatlah kami berempat menggunakan 2 buah motor. Rute yang kami tempuh yakni dari Malang, Blimbing, Pakis, Tumpang, Poncokusumo dan akhirnya sampailah kami di Desa Gunungsari dan segera menuju ke operator Ndayung Bareng Rafting. Perjalanan dapat ditempuh selama kurang lebih satu jam stengah. Setelah sampai, kami lekas melakukan ramah tamah dengan pihak operator. Disana kami bertemu dengan beberapa guide, diantaranya Mas James, Mas Gentong dan masih banyak lagi.           Sembari persiapan, saya sempat berjalan-jalan sebentar melihat pemandangan sekitar yang nampak eksotis. Waw....dikelilingi bukit-bukit, beraneka ragam tanaman holtikultura yang mana daerah Poncokusumo ini dikenal dengan pertaniannya yang organik. Sempat saya menghirup udara sejuknya sambil merasakan perlahan hembusan angin yang sesekali terasa menusuk. Sungguh, teman-teman harus merasakan sendiri betapa segar udara disini.^_^.
                Kini saatnya persiapan untuk memulai pengarungan yang pertama. Packing perahu, segala peralatan rafting, dan ganti pakaian. Oiya, kali ini, kami tidak membawa perahu sendiri seperti biasanya. Jadi kami menyewa perahu dari pihak operator. Buat teman-teman yang ingin menguji nyali berarung jeram disini nggak perlu mengocek kantong terlalu dalam kok. Cukup Rp. 199.000/orang. Murah kan? Lanjut lagi ya...hehe (promosi). Setelah semua perlengkapan siap, kami segera menuju start point pengarungan. Jalan menuju start point nggak begitu jauh kok dari lokasi base camp. Tapi lumayan kalau seandainya jalan kaki. Hehe. Motor dan mobil hanya dapat mengantar sampai sebelum jalan turunan. Nah, karena sungai ini letaknya dibawah bukit, jadi untuk menuju ke sungai kami harus berjalan selama kurang lebih 15 menit untuk menuruni bukit. Untuk perahu sendiri kami menggunakan jasa porter untuk mengangkatnya. Tarifnya juga tidak terlalu mahal kok, cukup 10.000/trip. Nafas yang melompat-lompat berlomba dengan degub jantung yang terasa saat kami sampai ditepi sungai. Huuuuh, belum juga pengarungan, tapi keringat kami sudah bercucuran diantara kening. Hahaha, tapi seru!
               Ditepi sungai kami disambut oleh merdunya deburan arus sungai dengan pemandangan menarik disekeliling sungai. Air sungainya bening, banyak batuan bermunculan disepanjang sungai, arusnya lumayan kuat, namun volumenya tidak terlalu besar sebab sungainya tidak terlalu dalam. Kalau menurut saya, sungai ini memiliki grade 3-3,5. Di tepi sungai, kami memompa perahu dan melakukan pemanasan. Pukul......kami langsung memulai pengarungan pertama. Kali ini saya yang ditugaskan untuk menjadi skyper. Waduh, belum juga paham tentang karakteristik sungainya, tapi ya sudahlah, saya coba dulu. Toh juga ada Mas James (guide) yang sudah tamat memahami sungai ini, jadi bisa mengarahkan. Hehehe. Disambut dengan jeram welcome kami semua mulai mengekspresikan kecintaan kami terhadap olahraga ini. selanjutnya ada jeram Batu Tumpuk dan  dilanjutkan dengan jeram Batu Gajah, Jeram Bejo 1, dan masih banyak lagi jeram menantang lainnya. Namun pengarungan hari ini tidak berjalan mulus, sebab saya sebagai skyper kurang maksimal dalam mengarahkan perahu sehingga perahu belok belok tanpa arah akibat tertabrak pillow yang banyak tersebar dipermukaan sungai. Setengah perjalanan kami lewati, dan kini saatnya kami dihadapkan dengan jeram maskot di sungai ini. “Jeram Loading”. Terbentuk karena penyempitan penampang sungai yang kanan kirinya dihimpit oleh batuan besar dan memiliki lintasan berkelok dari kiri ke kanan, dan dilanjutkan dengan penampang melebar yang kemudian menjorok patah sedalam 4 m. Waw, ini seperti air terjun yang kami sendiri juga sulit mengatakan bagaimana serunya ketika berhasil melewatinya. Patahan 90˚ itu membuat kami semua spontan berteriak sekencang-kencangnya. Hohoho, jeram ini sungguh menakjubkan kawan! Alangkah baiknya kalau teman-teman merasakan sendiri.
                Jeram-jeram selain maskot juga tak kalah seru dan memacu terus adrenalin kami sampai berahirnya pengarungan. Pengarungan berlagsung selama kurang lebih 3 jam. Selesai pengarungan, kemudian kami menuju basecamp dan bersih diri serta makan malam dan dilanjutkan dengan evaluasi dan briefing seperti biasanya.
5 Juni 2012
                4 Juni malam kami habiskan dengan istirahat yang kurang maksimal, bagaimana tidak, sepanjang malam kakiku terasa bagai masuk dalam suatu kulkas dan sulit dikeluarkan. Brrrrrrr dingin banget! Buat teman-teman yang ingin mengunjungi tempat ini, aku saranin untuk membawa seperangkat alat pelindung tubuh dari dingin deh, haha. Namun senyenyak atau setidaknyenyak apapun istirahat semalam, saya bersama tim harus tetap memulai lagi aktivitas hari ini.
                Dimulai dengan SPI (senam pagi IMPALA), kemudian dilanjutkan dengan sarapan pagi dan persiapan alat juga persiapan individu. Mulailah kami bolak balik menuju start point untuk membawa perahu serta mengangkut seluruh tim. Sebenarnya disini ada juga fasilitas jasa angkut menggunakan mobil pickup dari pihak operator. Tarifnya murah kok, cukup 35.000 setiap tripnya. Atau ada juga pilihan B, yakni Rp. 30.000/ trip tanpa antar ke start point.
                Sesampainya dijalan setapak, tentu saja untuk keduakalinya kami harus menuruni bukit yang sungguh lama karena lumayan jauh, teman-teman harus extra hati-hati dalam melangkah, karena bila terpeleset sedikit saja teman-teman bisa terjatuh. Atas dasar ini aku jadi sempat berfikir, hebat sekali ya Mas Porter yang dengan ritme cepat, beban perahu yang berat dipundaknya, tetap tegap dan mantap melangkahkan kakinya melewati jalan setapak yang sesekali benar-benar menyempit dan bahkan sulit juga dilewati olehku yang tanpa beban apa-apa. Salut aku sama Mas Porter, hahahaha.
                20 menitan kami menuruni bukit, sampailah kami ditepi sungai yang sangat eksotis. Airnya yang bening seperti punya magnet yang seketika itu menarik saya untuk membilaskan airnya pada wajah saya yang berkeringat akibat perjalanan barusan. Hmmmmmm,,, nikmatnya sesaat membawa saya membumbung tinggi, menatap langit yang biru dan tiba-tiba merasuk ke dalam indera perasa dan kemudian diterjemahkan sebagai rasa sejuk dan berjalan-jalan di otak saya. “Ris, ayo buruan dipompa perahunya...!” hahaha, Hilman menghentikan beralirnya kesejukan yang harusnya sudah mengalir sampai ke ujung kaki.
                Lekas kami memompa perahu sampai perahu biru milik Ndayung Bareng Rfting ini mengembang. Namun jangan terlalu keras juga, mengingat karakteristik sungai ini yang berbatu dan banyak jeram yang sempit. Jadi akan lebih enak jika perahunya sedikit gembos, tujuannya agar perahu lentur sehingga mudah melewati jeram. Baiklah, pengarungan dimulai dengan Hilman sebagai skyper. Teman saya yang satu ini berbadan tambun, tangguh dan suaranya lantang. Terkadang sulit juga naik perahu tak ubahnya seperti saya. Hehehehe.
                “Siap, dayung maju!”, mulailah kami berpetualang mengarungi satu persatu jeram dengan beribu rasa dan cerita yang berkutat sendiri-sendiri di hati kami. Ditengah pengarungan, sempat kami melakukan scoting sebelum melewati jeram loading. Datang segurat kecemasan juga dihatiku, takut-takut kalau perahu berjalan mundur. Wah, bisa-bisa awak tumpah, bisa-bisa terjebak di jeram, bisa juga terjebak di bawah perahu, bisa juga, bisa juga.....ARGH......aku percaya sama skyper yang satu ini. Hilman Fajar Sebastian, tunjukkan keahlianmu. Hehee... berbekal doa, aku bersiap untuk menghadapi ini. aaaaaaaa perahu berhasil lolos dari penampang jeram yang kanankirinya terhimpit batu. Tapi begitu menghadapi jeram patahan setinggi 4 m yang melebar meneruskan jeram sebelumnya tadi tanpa jeda, tuing, tuing,, perahu nyangkut teman-teman! Moncongnya bergelantungan di ketinggian dengan air deras yang terjun diantara perahu. Aku yang saat itu berada di dalam perahu bagian depan seperti berdiri tegak karena posisi perahu depan yang sudah jatuh kebawah, namun belakang masih nyangkut. Haha, akhirnya bersama-sama kami goyang-goyang perahunya sampai akhirnya aku bisa melanjutkan teriakanku yang sempat tercancel sesaat. Aaaaaa,, byuRrRr.... hahaha, kami semua tertawa lepas.
                Selanjutnya jeram tampar, jeram love, jeram luak dan jeram punukpun kami lalui dengan mulus. Namun sesekali sempat perahu dibawa mundur oleh skyper karena arah perahu membalik akibat tertabrak pillow atau halangan semacamnya. Namun pengarungan kali ini sungguh seru. Oiya teman-teman ada yang terlupa yang tak boleh dilupakan, hehehe... dalam pengarungan di Sungai Amprong ini, teman-teman juga disuguhi pemandangan air terjun lo....bagus...banget. paduan yang sempurna dengan perbukitan yang membentang sepanjang perjalanan.
                Pengarungan pertama selesai sekitar pukul 13.00 dan dilanjutkan pengarungan kedua. Kami harus kembali lagi menuju start point dan kali ini teman saya Adi Stiabudi yang bertugas sebagai skyper. Teman saya ini memiliki kemampuan dalam membaca arus, jadi perahu selalu menuju jalan yang benar. Hehehe,,tak kalah serunya dari pengarungan pertama. Mungkin juga karena kami sudah sedikit faham tentang karakteristik sungai, sehingga pengarungan dapat berjalan lancar dan lebih cepat dari biasanya. Bahkan Adi sudah tidak lagi scoting karena sudah hafal lintasannya.
                Seperti biasa, aktifitas dilanjutkan dengan kembali ke basecamp, bersih diri, makan malam dan dilanjutkan dengan evaluasi briefing.
6 Juni 2012
                Hari ini hari terahir kami berada di desa yang sejuk ini. jadi saya puas-puaskan menikmati kesejukannya ketika SPI. Setelah sarapan pagi, kami memulai aktivitas dengan bermalas-malasan. Bukan karena apa-apa, 3 trip pengarungan kemarin sudah cukup membuat tubuh kami kelelahan. Kaki dan pinggangku juga lebam-lebam akibat terbentur batu ketika SR (self rescue). Hilman juga tampak lelah, apalagi Adi... aduh aduh aku lupa cerita, Desa ini adalah salahsatu Desa penghasil tebu juga teman-teman. Nah, kemarin sebelum kembali ke basecamp, kami sempat memakan tebu. Dan disini akar permasalahannya. Adi brokoli, teman saya yang satu ini kurang berhati-hati dalam mengupas tebu, jadinya krak.....hiks hiks, pisau lipat tajam milik Mas Henry terjun di sela-sela jari ibu dan jari jempol tangan kanannya. Adu adu adu,,, darahnya bercucuran kemana-mana teman-teman. Sungguh itu adalah adegan yang membuat dahi saya mengernyit kegelian. Huuuh... Adi, Adi. Lanjut ya!
                Meskipun hari ini kami berangkat tanpa semangat, toh arus sungai akhirnya mengembalikan juga semangat kami. Mungkin memang riuhnya sudah menyatu dengan jiwa kami. Hehehe. Pengarungan kali ini dipimpin oleh skyper yang beragam, mulai dari saya, Adi, Hilman, saya, dan Adi lagi. Karena evaluasi saya dipengarungan pertama yang mana saya kurang maksimal dalam memimpin pengarungan, akhirnya dipengarungan terahir ini, saya mencoba totalitas mempertahankan arah perahu, mempertahankan kekuatan dan ketahanan serta mental saya. Dan setidaknya ini saya rasakan sudah sedikit lebih baik jika dibandingkan dengan hari pertama. Mungkin karena saya juga sudah tau karakteristik sungainya.
                Nah, berhasillah saya membawa perahu dan teman-teman tim saya untuk melewati jeram maskot dengan mulus sekali. Haha, entah lagi hoki atau apa, namun melewati jeram loading ini dengan posisi yang sangat diharapkan sudah memberikan rasa luar biasa pada masing-masing hati kami. Oiya, hari ini kami tidak ditemani guide seperti hari-hari kemarin teman-teman. Kami justru kehadiran tamu yaitu Mas Porter yang biasanya membawakan perahu kami menuruni bukit. Rasa getir ada, saat-saat tertentu saya hawatir Mas Porter jatuh dari perahu. Tapi untung saja beliau aman sampai akhir pengarungan. Ini berarti kami berhasil membawa tamu. Hahahaha
                Jeram loading, jeram loading namanya. Saya yang sedikit takut ketinggian dipaksa Mas Henry dan teman-teman untuk terjun dari ketinggian 4 m yang mana bawahnya pasir dan tidak berbahaya. Bahkan ini aktivitas yang sangat menarik bagi mereka yang berani melakukannya. Tapi aku???????!!!! Noooooooo,, gak mau, gak mau, gak mau.....hah, sudahlah, kejadian ini di cut saja ya teman-teman, karena waktu satu jam yang terbuang sia-sia karena perbuatan bodoh saya, saya rasa tidak untuk diceritakan.
                Pengarungan berlanjut sampai pukul 14.00, lebih lama dari biasanya, karena diantaranya disisipi materi-materi seperti SR. Akhirnya selesailah pengerungan kami terahir ini. senaaaang rasanya pernah menjadi bagian yang mengarungi sungai yang tergolong baru bagi dunia rafting ini. harapannya semoga Sungai Amprong dapat terus berkembang dan menjadi tempat idola bagi para pengarung jeram di Indonesia atau mungkin di kancah internasional. Amiiin, hehehe
                Selanjutnya kami kembali ke basecamp, bersih diri, packing dan ramah tamah. Disini saya mendapat banyak teman baru yang istimewa, ada Mas James, Mas Gentong, Mas Semut, Mas Porter yang sampai sekarang saya tidak tau namanya, dan masih banyak lagi. Terimakasih teman-teman, senag sekali dapat berjumpa dengan kalian para pecinta arungjeram.^_^.
                Bravo Tenda, kami pulang......