Minggu, 07 Juli 2013

Uniknya Dataran Tinggi Dieng Dengan Segala Budayanya


2 Juli 2013

Risty Krisinggih
Uniknya Dataran Tinggi Dieng

 

        Dataran Tinggi Dieng adalah kawasan yang terletak di Kabupaten Wonosobo Jawa Tengah Indonesia. Dataran ini menjadi objek wisata karena memiliki beberapa wisata alam dan bangunan peninggalan bersejarah. Ada wisata Telaga Warna, Kawah Sikidang dan Candi Arjuna. Hanya saja yang sempat saya kunjungi adalah Telaga Warna dan Kawah Sikidangnya.

        Telaga Warna, yup. Telaga satu ini memang beda dari telaga pada umumnya. Berwarna-warni dari hijau, biru, kuning dan ungu. Fenomena ini terjadi karena di dalam air tersebut terdapat kandungan sulfur cukup tinggi sehingga saat sinar matahari mengenainya maka warna air telaga akan nampak berwarna warni. Bahkan kata penduduk sana, beberapa tahun silam warna-warni telaga ini justru lebih nampak lagi dibandingkan sekarang. Wiiih, bisa kebayang ya? Pasti lebih indah. Udara yang dingin dan sejuk, sembari semilir angin membuat badan terasa nyaman dan segar.



        Kawah Sikidang. Kawah satu ini memiliki legenda yang berkembang di masyarakat. Seperti cerita dari Pak Manto warga asli sana. Konon katanya pada jaman dahulu hiduplah seorang ratu cantik bernama Shinta Dewi. Suatu hari dia dilamar oleh seorang pangeran bernama Pangeran Kidang Garungan. Pangeran ini berkepala kijang dan berbadan manusia, karena itulah Ratu Shinta Dewi tidak menginginkan pangeran tersebut. Akhirnya dia membuat suatu persyaratan yaitu sang pangeran harus membuatkan sumur yang lebar dan dalam. Dengan dalih itulah Ratu Shinta mewujudkan niat liciknya yang kemudian mengubur Pangeran Kidang Garungan ketika ia sedang menggali sumur tersebut. Saat itu pangeran melakukan perlawanan dengan mengeluarkan beberapa jurus sehingga sumur itu bergetar dan mengeluarkan ledakan air panas, namun perlawanan itu tidak berhasil. Sumur itulah yang kemudian menjelma menjadi Kawah Sikidang. Saat itu pangeran marah dan mengeluarkan kutukan bahwa kelak Sang Ratu Shinta Dewi dan keturunannya akan berambut gembel.

          Nah, misteri rambut gimbal inilah yang selanjutnya menarik perhatian saya. Tidak semua anak dianugerahi rambut gimbal. Tidak seorangpun tahu pada siapakah rambut gimbal itu akan diturunkan. Fenomena ini masih mengandung mistis yang sulit dijelaskan secara logika. Pasalnya, rambut gimbal ini bukanlah seperti rambut gimbal pada umumnya yang dijadikan sebagai mode atau fashion. Rambut gimbal akan datang secara alami pada anak-anak tertentu di Dataran Tinggi Dieng. Pada awalnya anak-anak ini terlahir normal seperti anak bayi pada umumnya. Namun pada suatu fase tertentu (biasanya umur 3-7 tahun) anak ini akan mengalami demam hebat dan rambutnya berubah menjadi gimbal. Meskipun dipotong berkali-kali ataupun di cuci bersih, tetap saja gimbal ini tidak akan hilang. Ada suatu prosesi kusus untuk menghilangkan rambut gimbal ini, yakni dilakukannya pemotongan rambut gimbal dengan prasyarat kusus. Prosesi dapat dilakukan masal atau mandiri oleh masing-masing orang tua. Biasanya dilakukan seperti budaya selamatan. Dalam prosesi ini terdapat suatu kenyataan yang unik bahwasanya sebelum pemotongan rambut, orang tua harus memenuhi segala permintaan anak terlebih dahulu. Entah dia meminta sesuatu yang wajar seperti mainan, rekreasi ataupun permintaan yang berat seperti meminta mobil dll. Waktu prosesi ini tidak dapat ditentukan, sebab anak berambut gimbal itu sendirilah yang akan meminta pada suatu hari. Namun prosesi ini harus dijalankan pada suatu hari, sebab masyarakat memiliki kepercayaan jika tidak dilaksanakan, maka akan berakibat mendatangkan kesialan pada kehidupan anak itu. Setelah dilakukan serangkaian prosesi ini, maka rambut anak gimbal itu akan tumbuh normal kembali seperti saat dia masih bayi. Unik sekali bukan? Bahkan hal ini masih sulit saya percayai, namun memang demikianlah yang terjadi.

         Konon katanya, rambut gimbal ini dilindungi oleh kekuatan roh. Orang Dataran Dieng tidak pernah menganggap anak rambut gimbal mereka sebagai kesialan, namun mereka justru menganggap itu sebagai anugerah yang harus disyukuri. Menurut Bapak Manto Rambut gimbal disini ada dua macam, yakni gimbal kecil-kecil dan gimbal besar. Gimbal kecil-kecil dipercaya dapat membawa kesusahan pada anak itu dan juga keluarganya. Sedangkan gimbal ukuran besar akan mendatangkan keberuntungan.



          Kembali lagi ke Kawah Sikidang, hehehe. Kawah ini berukuran lumayan besar, sekitar 200m3. Didalamnya terlihat air keruh yang meledak-ledak serta mengeluarkan uap panas dan berbau tak sedap. Jadi, siap-siap masker ya sebelum kesini....Udara disini sangatlah dingin, jaket dan sarung tanganpun harus dibawa agar tidak kedinginan. Setelah puas melihat kawah, pengunjung bisa juga menikmati carica, makanan khas Dataran Tinggi Dieng maupun gorengan hangat yang dijual di warung-warung dekat kawah. Yang jelas rekreasi di Dataran Tinggi Dieng ini sagatlah menarik, jadi sempatkanlah mampir jika teman-teman berkunjung ke Wonosobo.




Sabtu, 06 Juli 2013

Guide Arung Jeram Bukanlah Pekerjaan Biasa

Pelajaran Dari Profesi Beresiko Maut
30 Juni 2013

    Satu minggu ini aku banyak banget belajar dari guide arung jeram di Sungai Serayu. Nggak Cuma ilmu arung jeram, melainkan banyak pelajaran lain yang bisa kuambil. Guide arung jeram adalah profesi yang sehari-harinya bergelut dengan maut, penuh resiko bahkan sampai resio kematian. Sungai adalah faktor alam yang sepenuhnya keadaan diatur oleh Tuhan setiap detiknya, entah Dia beri banjir, hole yang menggulung, under cut yang memangsa korban, dll.
    Pelajaran 1. Semakin kita paham akan sesuatu dengan segala resikonya, maka kita bukannya semakin berani menghadapi sesuatu itu, melainkan akan semakin waspada dan hati-hati. Kata berani artinya mempunyai hati yang mantap dan rasa percaya diri yang besar dalam menghadapi bahaya, kesulitan, dsb; tidak takut (gentar, kecut). Berani yang tanpa pertimbangan artinya nekat dan tanpa pertimbangan yang matang. Segala sesuatu pasti memiliki resiko didalamnya. Termasuk juga olahraga arung jeram yang kugemari. Bahkan setiap kali akan melakukannya aku pasti berfikir bahwa aku sedang mendekati bahaya. Dan aku nggak tau apa yang bakal terjadi, kelancarankah, kecelakaankah, atau resiko lainnya. Benar kata Mas Arif, semakin aku tau karakteristik sungai dengan segala bahayanya aku semakin perhitungan, hati-hati dan waspada. Sikap berani tanpa pertimbangan yang akan menyebabkan kecelakaan konyol tidak boleh dilakukan oleh seorang rafter. Istilah lainnya sok berani karena gengsi. Kalau jeram itu dirasa tidak aman, ya kenapa masih juga menantang untuk ngelewatinnya? Karena alam itu bergerak sesuai kehendak Tuhan tanpa sedikitpun kontrol dari manusia.
    Pelajaran 2. Kesempatan itu hanya akan datang kepada orang yang mampu membaca peluang. Membaca peluang dalam setiap kesempatan yang ada itu tidaklah mudah. Kesempatan bisalah datang kapanpun asalkan ada peluang. Hanya orang yang memiliki skill dan pengetahuan serta kemauan mempertahankan serta memajukan nasiplah yang mampu membaca peluang tepat pada tempat dan waktunya.
    Pelajaran 3. Belajar itu bukan proses yang instan, melainkan butuh proses dan kesabaran. Membaca arus sungai yang sangat sulit tidak dapat dengan mudah dilakukan meskipun seorang skipper sudah memiliki pengetahuan akan tatacara skipper. Baca arus membutuhkan “jam terbang”. Semakin sering turun ke sungai, maka akan semakin pintar pula dalam membaca arus.
    Pelajaran 4. Komunikasi adalah bagian dari hidup yang sangat penting. Tanpa komunikasi, bisa jadi manusia tidak akan dapat menjalani hidupnya. Sebab hakikatnya manusia adalah makhluk sosial yang seumur hidupnya akan membutuhkan peran orang lain.

PENGUNCI BAGASI TERTINGGAL GARA-GARA NGEBUT

Pengunci Abang-abang Bus Kebawa Sama Aku
30 Juni 2013

    Pagi ini tiba-tiba aku teringat kejadian kemaren lusa, tanggal 27 Juni 2013. Waktu itu aku lagi perjalanan dari Malang ke Banjarnegara. Pas perjalanan dari Wonosari ke Banjarnegara aku dan anak-anak memilih untuk naik bus Teguh yang bersedia nganter kami sampai ke base campnya Bannyu Woong dengan tambahan sedikit biaya. Kebetulan waktu itu day packku diletakkan dibagasi belakang. Day packku ini full sekali dengan berbagai macam perlengkapan pribadi, ada sleeping bag, ada pakaian ganti, dan obat-obatanku popmie serta gelas yang kuletakkan di saku samping deuter fututa 28l. Model day pack ini saku sampingnya gak terlalu besar kalau untuk ditempati popmie ukuran besar, obat-obatan dan juga gelas. Tapi mau gimana lagi, orang ruang utamanya uda penuh banget.
    Nah, ceritanya bus Teguh ini ngebut banget nget. Banget dah pokoknya. Waktu di terminal Wonosari kan kita nggak sempat sarapan, mangkannya makannya diputuskan di bus Teguh ini sambil perjalanan ke base camp Banyu Wong. Bukannya perut kenyang enakan, eeeh malah mual-mual yang iya. Tapi point ceritanya bukan yang ini. Jadi gini, busnya kan ngebut banget, pas uda nyampe base camp semua barang diturunin, termasuk juga day packku yang ada di bagasi belakang. Karena aku hawatir obat-obatan, popomie serta gelasku tertinggal di bagasi, akupun putusin buat ngecek lagi dibagasi belakang, aku buka pengunci bagasinya. Bentuknya besi panjang yang sisi bawahnya bengkok. Cara nguncinya cukup besi ini diletakin di lubang pengunci dan otomatis dia bakal ngunci karena sisi atasnya ada bendolan penahannya. Semacam logam bundar gitu. Cukup berat juga besi ini. Nah, akukan buka pengunci ini, lalu aku periksa seisi bagasi. Ternyata uda bersih. Pas aku pengen naruh penguncinya lagi, eeeeh eh eh lakok busnya ngebut pergi. Aku teriak tapi masih kalah sama suara mesinnya yang digas tancap. Yaaaaah, akhirnya pengunci itu sampai saat ini masih ada ama aku. Ya elah,, bang, bang, aku jadi risau gara-gara pengunci ini. Pasti abang bus itu bakal nyariin deh. Bodo bangeeet aku hari ini. Ngembaliin? Ya bakal susah lah, orang bus Teguh itu buanyak banget di terminal Wonosari. Lumayan jauh pula dari base camp Banyu Wong ini.