Selasa, 10 Juli 2012

SUNGAI AMPRONG PENUH PESONA

SUNGAI AMPRONG PENUH PESONA
4-6 Juni 2012
Malang, Risty Krisinggih 19 Juni 2012
4 Juni 2012
                Sungai Amprong adalah sungai yang terletak di Desa Gunungsari Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur. Sungai ini merupakan sungai baru dikalangan pecinta arung jeram seperti kami. Sebab baru satu bulan yang lalu tepatnya bulan Mei Tahun 2012, sungai ini diresmikan sebagai sungai yang dapat diarungi. Kali ini, tim kami berjumlah 4 orang terdiri atas Henri Yuli (556/IMP), Adi Setiabudi (Anggota Muda), Risty Krisinggih (Anggota Muda) dan Hilman Fajar Sebastian (Anggota Muda).
                Cerita kami mulai dengan doa bersama sembari pelepasan di Bravo Tenda (sekretariat IMPALA). Setelah itu berangkatlah kami berempat menggunakan 2 buah motor. Rute yang kami tempuh yakni dari Malang, Blimbing, Pakis, Tumpang, Poncokusumo dan akhirnya sampailah kami di Desa Gunungsari dan segera menuju ke operator Ndayung Bareng Rafting. Perjalanan dapat ditempuh selama kurang lebih satu jam stengah. Setelah sampai, kami lekas melakukan ramah tamah dengan pihak operator. Disana kami bertemu dengan beberapa guide, diantaranya Mas James, Mas Gentong dan masih banyak lagi.           Sembari persiapan, saya sempat berjalan-jalan sebentar melihat pemandangan sekitar yang nampak eksotis. Waw....dikelilingi bukit-bukit, beraneka ragam tanaman holtikultura yang mana daerah Poncokusumo ini dikenal dengan pertaniannya yang organik. Sempat saya menghirup udara sejuknya sambil merasakan perlahan hembusan angin yang sesekali terasa menusuk. Sungguh, teman-teman harus merasakan sendiri betapa segar udara disini.^_^.
                Kini saatnya persiapan untuk memulai pengarungan yang pertama. Packing perahu, segala peralatan rafting, dan ganti pakaian. Oiya, kali ini, kami tidak membawa perahu sendiri seperti biasanya. Jadi kami menyewa perahu dari pihak operator. Buat teman-teman yang ingin menguji nyali berarung jeram disini nggak perlu mengocek kantong terlalu dalam kok. Cukup Rp. 199.000/orang. Murah kan? Lanjut lagi ya...hehe (promosi). Setelah semua perlengkapan siap, kami segera menuju start point pengarungan. Jalan menuju start point nggak begitu jauh kok dari lokasi base camp. Tapi lumayan kalau seandainya jalan kaki. Hehe. Motor dan mobil hanya dapat mengantar sampai sebelum jalan turunan. Nah, karena sungai ini letaknya dibawah bukit, jadi untuk menuju ke sungai kami harus berjalan selama kurang lebih 15 menit untuk menuruni bukit. Untuk perahu sendiri kami menggunakan jasa porter untuk mengangkatnya. Tarifnya juga tidak terlalu mahal kok, cukup 10.000/trip. Nafas yang melompat-lompat berlomba dengan degub jantung yang terasa saat kami sampai ditepi sungai. Huuuuh, belum juga pengarungan, tapi keringat kami sudah bercucuran diantara kening. Hahaha, tapi seru!
               Ditepi sungai kami disambut oleh merdunya deburan arus sungai dengan pemandangan menarik disekeliling sungai. Air sungainya bening, banyak batuan bermunculan disepanjang sungai, arusnya lumayan kuat, namun volumenya tidak terlalu besar sebab sungainya tidak terlalu dalam. Kalau menurut saya, sungai ini memiliki grade 3-3,5. Di tepi sungai, kami memompa perahu dan melakukan pemanasan. Pukul......kami langsung memulai pengarungan pertama. Kali ini saya yang ditugaskan untuk menjadi skyper. Waduh, belum juga paham tentang karakteristik sungainya, tapi ya sudahlah, saya coba dulu. Toh juga ada Mas James (guide) yang sudah tamat memahami sungai ini, jadi bisa mengarahkan. Hehehe. Disambut dengan jeram welcome kami semua mulai mengekspresikan kecintaan kami terhadap olahraga ini. selanjutnya ada jeram Batu Tumpuk dan  dilanjutkan dengan jeram Batu Gajah, Jeram Bejo 1, dan masih banyak lagi jeram menantang lainnya. Namun pengarungan hari ini tidak berjalan mulus, sebab saya sebagai skyper kurang maksimal dalam mengarahkan perahu sehingga perahu belok belok tanpa arah akibat tertabrak pillow yang banyak tersebar dipermukaan sungai. Setengah perjalanan kami lewati, dan kini saatnya kami dihadapkan dengan jeram maskot di sungai ini. “Jeram Loading”. Terbentuk karena penyempitan penampang sungai yang kanan kirinya dihimpit oleh batuan besar dan memiliki lintasan berkelok dari kiri ke kanan, dan dilanjutkan dengan penampang melebar yang kemudian menjorok patah sedalam 4 m. Waw, ini seperti air terjun yang kami sendiri juga sulit mengatakan bagaimana serunya ketika berhasil melewatinya. Patahan 90˚ itu membuat kami semua spontan berteriak sekencang-kencangnya. Hohoho, jeram ini sungguh menakjubkan kawan! Alangkah baiknya kalau teman-teman merasakan sendiri.
                Jeram-jeram selain maskot juga tak kalah seru dan memacu terus adrenalin kami sampai berahirnya pengarungan. Pengarungan berlagsung selama kurang lebih 3 jam. Selesai pengarungan, kemudian kami menuju basecamp dan bersih diri serta makan malam dan dilanjutkan dengan evaluasi dan briefing seperti biasanya.
5 Juni 2012
                4 Juni malam kami habiskan dengan istirahat yang kurang maksimal, bagaimana tidak, sepanjang malam kakiku terasa bagai masuk dalam suatu kulkas dan sulit dikeluarkan. Brrrrrrr dingin banget! Buat teman-teman yang ingin mengunjungi tempat ini, aku saranin untuk membawa seperangkat alat pelindung tubuh dari dingin deh, haha. Namun senyenyak atau setidaknyenyak apapun istirahat semalam, saya bersama tim harus tetap memulai lagi aktivitas hari ini.
                Dimulai dengan SPI (senam pagi IMPALA), kemudian dilanjutkan dengan sarapan pagi dan persiapan alat juga persiapan individu. Mulailah kami bolak balik menuju start point untuk membawa perahu serta mengangkut seluruh tim. Sebenarnya disini ada juga fasilitas jasa angkut menggunakan mobil pickup dari pihak operator. Tarifnya murah kok, cukup 35.000 setiap tripnya. Atau ada juga pilihan B, yakni Rp. 30.000/ trip tanpa antar ke start point.
                Sesampainya dijalan setapak, tentu saja untuk keduakalinya kami harus menuruni bukit yang sungguh lama karena lumayan jauh, teman-teman harus extra hati-hati dalam melangkah, karena bila terpeleset sedikit saja teman-teman bisa terjatuh. Atas dasar ini aku jadi sempat berfikir, hebat sekali ya Mas Porter yang dengan ritme cepat, beban perahu yang berat dipundaknya, tetap tegap dan mantap melangkahkan kakinya melewati jalan setapak yang sesekali benar-benar menyempit dan bahkan sulit juga dilewati olehku yang tanpa beban apa-apa. Salut aku sama Mas Porter, hahahaha.
                20 menitan kami menuruni bukit, sampailah kami ditepi sungai yang sangat eksotis. Airnya yang bening seperti punya magnet yang seketika itu menarik saya untuk membilaskan airnya pada wajah saya yang berkeringat akibat perjalanan barusan. Hmmmmmm,,, nikmatnya sesaat membawa saya membumbung tinggi, menatap langit yang biru dan tiba-tiba merasuk ke dalam indera perasa dan kemudian diterjemahkan sebagai rasa sejuk dan berjalan-jalan di otak saya. “Ris, ayo buruan dipompa perahunya...!” hahaha, Hilman menghentikan beralirnya kesejukan yang harusnya sudah mengalir sampai ke ujung kaki.
                Lekas kami memompa perahu sampai perahu biru milik Ndayung Bareng Rfting ini mengembang. Namun jangan terlalu keras juga, mengingat karakteristik sungai ini yang berbatu dan banyak jeram yang sempit. Jadi akan lebih enak jika perahunya sedikit gembos, tujuannya agar perahu lentur sehingga mudah melewati jeram. Baiklah, pengarungan dimulai dengan Hilman sebagai skyper. Teman saya yang satu ini berbadan tambun, tangguh dan suaranya lantang. Terkadang sulit juga naik perahu tak ubahnya seperti saya. Hehehehe.
                “Siap, dayung maju!”, mulailah kami berpetualang mengarungi satu persatu jeram dengan beribu rasa dan cerita yang berkutat sendiri-sendiri di hati kami. Ditengah pengarungan, sempat kami melakukan scoting sebelum melewati jeram loading. Datang segurat kecemasan juga dihatiku, takut-takut kalau perahu berjalan mundur. Wah, bisa-bisa awak tumpah, bisa-bisa terjebak di jeram, bisa juga terjebak di bawah perahu, bisa juga, bisa juga.....ARGH......aku percaya sama skyper yang satu ini. Hilman Fajar Sebastian, tunjukkan keahlianmu. Hehee... berbekal doa, aku bersiap untuk menghadapi ini. aaaaaaaa perahu berhasil lolos dari penampang jeram yang kanankirinya terhimpit batu. Tapi begitu menghadapi jeram patahan setinggi 4 m yang melebar meneruskan jeram sebelumnya tadi tanpa jeda, tuing, tuing,, perahu nyangkut teman-teman! Moncongnya bergelantungan di ketinggian dengan air deras yang terjun diantara perahu. Aku yang saat itu berada di dalam perahu bagian depan seperti berdiri tegak karena posisi perahu depan yang sudah jatuh kebawah, namun belakang masih nyangkut. Haha, akhirnya bersama-sama kami goyang-goyang perahunya sampai akhirnya aku bisa melanjutkan teriakanku yang sempat tercancel sesaat. Aaaaaa,, byuRrRr.... hahaha, kami semua tertawa lepas.
                Selanjutnya jeram tampar, jeram love, jeram luak dan jeram punukpun kami lalui dengan mulus. Namun sesekali sempat perahu dibawa mundur oleh skyper karena arah perahu membalik akibat tertabrak pillow atau halangan semacamnya. Namun pengarungan kali ini sungguh seru. Oiya teman-teman ada yang terlupa yang tak boleh dilupakan, hehehe... dalam pengarungan di Sungai Amprong ini, teman-teman juga disuguhi pemandangan air terjun lo....bagus...banget. paduan yang sempurna dengan perbukitan yang membentang sepanjang perjalanan.
                Pengarungan pertama selesai sekitar pukul 13.00 dan dilanjutkan pengarungan kedua. Kami harus kembali lagi menuju start point dan kali ini teman saya Adi Stiabudi yang bertugas sebagai skyper. Teman saya ini memiliki kemampuan dalam membaca arus, jadi perahu selalu menuju jalan yang benar. Hehehe,,tak kalah serunya dari pengarungan pertama. Mungkin juga karena kami sudah sedikit faham tentang karakteristik sungai, sehingga pengarungan dapat berjalan lancar dan lebih cepat dari biasanya. Bahkan Adi sudah tidak lagi scoting karena sudah hafal lintasannya.
                Seperti biasa, aktifitas dilanjutkan dengan kembali ke basecamp, bersih diri, makan malam dan dilanjutkan dengan evaluasi briefing.
6 Juni 2012
                Hari ini hari terahir kami berada di desa yang sejuk ini. jadi saya puas-puaskan menikmati kesejukannya ketika SPI. Setelah sarapan pagi, kami memulai aktivitas dengan bermalas-malasan. Bukan karena apa-apa, 3 trip pengarungan kemarin sudah cukup membuat tubuh kami kelelahan. Kaki dan pinggangku juga lebam-lebam akibat terbentur batu ketika SR (self rescue). Hilman juga tampak lelah, apalagi Adi... aduh aduh aku lupa cerita, Desa ini adalah salahsatu Desa penghasil tebu juga teman-teman. Nah, kemarin sebelum kembali ke basecamp, kami sempat memakan tebu. Dan disini akar permasalahannya. Adi brokoli, teman saya yang satu ini kurang berhati-hati dalam mengupas tebu, jadinya krak.....hiks hiks, pisau lipat tajam milik Mas Henry terjun di sela-sela jari ibu dan jari jempol tangan kanannya. Adu adu adu,,, darahnya bercucuran kemana-mana teman-teman. Sungguh itu adalah adegan yang membuat dahi saya mengernyit kegelian. Huuuh... Adi, Adi. Lanjut ya!
                Meskipun hari ini kami berangkat tanpa semangat, toh arus sungai akhirnya mengembalikan juga semangat kami. Mungkin memang riuhnya sudah menyatu dengan jiwa kami. Hehehe. Pengarungan kali ini dipimpin oleh skyper yang beragam, mulai dari saya, Adi, Hilman, saya, dan Adi lagi. Karena evaluasi saya dipengarungan pertama yang mana saya kurang maksimal dalam memimpin pengarungan, akhirnya dipengarungan terahir ini, saya mencoba totalitas mempertahankan arah perahu, mempertahankan kekuatan dan ketahanan serta mental saya. Dan setidaknya ini saya rasakan sudah sedikit lebih baik jika dibandingkan dengan hari pertama. Mungkin karena saya juga sudah tau karakteristik sungainya.
                Nah, berhasillah saya membawa perahu dan teman-teman tim saya untuk melewati jeram maskot dengan mulus sekali. Haha, entah lagi hoki atau apa, namun melewati jeram loading ini dengan posisi yang sangat diharapkan sudah memberikan rasa luar biasa pada masing-masing hati kami. Oiya, hari ini kami tidak ditemani guide seperti hari-hari kemarin teman-teman. Kami justru kehadiran tamu yaitu Mas Porter yang biasanya membawakan perahu kami menuruni bukit. Rasa getir ada, saat-saat tertentu saya hawatir Mas Porter jatuh dari perahu. Tapi untung saja beliau aman sampai akhir pengarungan. Ini berarti kami berhasil membawa tamu. Hahahaha
                Jeram loading, jeram loading namanya. Saya yang sedikit takut ketinggian dipaksa Mas Henry dan teman-teman untuk terjun dari ketinggian 4 m yang mana bawahnya pasir dan tidak berbahaya. Bahkan ini aktivitas yang sangat menarik bagi mereka yang berani melakukannya. Tapi aku???????!!!! Noooooooo,, gak mau, gak mau, gak mau.....hah, sudahlah, kejadian ini di cut saja ya teman-teman, karena waktu satu jam yang terbuang sia-sia karena perbuatan bodoh saya, saya rasa tidak untuk diceritakan.
                Pengarungan berlanjut sampai pukul 14.00, lebih lama dari biasanya, karena diantaranya disisipi materi-materi seperti SR. Akhirnya selesailah pengerungan kami terahir ini. senaaaang rasanya pernah menjadi bagian yang mengarungi sungai yang tergolong baru bagi dunia rafting ini. harapannya semoga Sungai Amprong dapat terus berkembang dan menjadi tempat idola bagi para pengarung jeram di Indonesia atau mungkin di kancah internasional. Amiiin, hehehe
                Selanjutnya kami kembali ke basecamp, bersih diri, packing dan ramah tamah. Disini saya mendapat banyak teman baru yang istimewa, ada Mas James, Mas Gentong, Mas Semut, Mas Porter yang sampai sekarang saya tidak tau namanya, dan masih banyak lagi. Terimakasih teman-teman, senag sekali dapat berjumpa dengan kalian para pecinta arungjeram.^_^.
                Bravo Tenda, kami pulang......

2 komentar:

  1. pengen nyoba tp pas liat kata2 "4 meter" jadi ciut lagi. hehehe

    BalasHapus
  2. hahaha,,, justru harus coba, bagus untuk uji nyali!!!! ^_^d

    BalasHapus