Jumat, 27 Desember 2013

LENYAP SUDAH KARYA-KARYAKU SEIRING HILANGNYA LAPTOPKU T_T

Malang, 28 Desember 2013
Risty Krisinggih
LENYAP SUDAH KARYA-KARYAKU SEIRING HILANGNYA LAPTOPKU T_T

           Aku ga tau ini postingan tentang curhatan atau apa. Yang jelas ingin menulis aja setelah sekian lama ga nulis karena seperti tertera pada judul. Yayaya, laptopku ilang..Tempatku berkarya, tempat dokumen penting disimpan dan tentu saja memori multimedia yang menyimpan berjuta kenangan lama. Sedih rasanya. Sekarang ga bs lagi nglanjutin karya tulisku, g bs lagi membuka lembaran lama, dan pokonya banyak g bisanya.
           Awal kejadian bermula dari malam dimana aku tidur dalam sebuah ruangan yang selama ini juga jadi tempat singgahku di kampus. Malam itu entah kenapa aku merasa ada sesuatu yang tidak menyenangkan tiba-tiba menyeruak diantara fikiranku. Susah tidur tapi g tau kenapa, sedang mikirin apa sampai akhirnya sekitar jam setengah duabelas malem aku pergi ke kamar mandi untuk buang air kecil. Setelah itu aku balik lagi ke ruangan dan masih juga belum bisa tidur. Rasa semakin gelisah menyelimuti, dan tiba-tiba.....
           Ada mas mas separuh baya pakai baju merah mengintip ruangan dari balik jendela. Rasa hati pengen negor, bahkan sempat juga teriak, "heee, mas..ngapain?" cuman ya masnya aku yakin ga denger orang ruangannya lumayan kedap suara. Sempat berfikir pngen bangunin temen-temen disampingku yang lagi pules banget. Tapi g enak hati, akhirnya cukup aku perhatikan aja gerak gerik mas-mas itu...sekitar 10 menit dia mengintai dari balik jendela. Masnya uda jelas ga liat kalau aku lagi merhatiin dia. Soalnya lampu ruangan kan dimatiin, jadi emang gelap kalo dari luar. 
          Kejadian ini nggak aku ambil pusing dan aku anggap angin lalu aja, meskipun sebenarnya ada sedikit kecurigaan, bahkan paginya sempet juga aku ceritakan hal ini kepada salah satu teman. Pagi itu aku bangun dan posisi laptopku masih sama seperti semalam, ya diatas meja kecil sebelah kanan ruangan dan parahnya deket pintu. Aku perhatikan lama pagi itu, padahal biasanya tak pernah kulihat sedetail itu. Kuperhatikan warnanya, tulisannya, stikernya...
          Pukul 8 aku ada praktikum lapang dan harus segera cap cus ke Kota Batu. Entah kenapa tiba-tiba aku lupa blenggg akan laptop yang sedari tadi aku amati. Pas nyampe Batu rasa hati uda gak enak, inget posisinya yang deket pintu dan sebagainya. Padahal sebelum22nya aku jaraaang banget ninggalin laptopku di tempat ini. Dan entah kenapa tadi  aku bisa lupa selupa lupanya untuk mengamankannya. Bahkan sempat ngeri ketika terbesit bayang-bayang mas-mas berbaju merah semalam. Namun ada pikiran lain yang turut meredam gejolak, dia kata bahwa, "Sudahlah..berdoa aja,,lagian kan di ruangan itu masih ada temenmu yang standby...".
          Selesai praktikum aku kembali ke Malang. Dan entah kesibukan apa seusai itu bahkan aku tak mengecek apakah laptopku masih aman. Ngurusin administrasi pendanaan ke rektorat dan bla bla bla..Tibalah malam hari habis maghribpan,,, aku cari si Dia karena lagi pengen make....
          HAAhhh.. ADuuH... My Good....nothing! Dia ga ada dimana mana. Aku tanya setiap orang yang lalu lalang, semua, semua, tapi jawaban mereka masih sama "nggak tau RiiiiiS...". Air mata tiba-tiba membasahi segala apa yang aku risaukan, teringat betapa pentingnya semua data yang kusimpan disana. Semua.
          Sampai hari ini, kejadian 1 bulan yang lalu itu masih terekam kuat dan pelajaran penting aku dapatkan darinya. Keteledoranku, semua kesalahan fatal yang uda kulakukan itu...Kemarahan kedua orang tuaku bahkan jauh lebih kecil ketimbang rasa campur aduk yang kurasakan pasca hilangnya laptopku ituu. huhuhu.
          Tapi ya sudahlah, apa dikata, bukan malingnya yang salah, tapi aku aja yang kurang hati-hati sehingga mengundang malingnya untuk mengambil barangku. Terlepas dari semua itu, hari ini aku harus bangkit untuk berkarya lagi...semangaaat!
         


Jumat, 06 September 2013

Mengulas Hakekat Pencinta Alam


MENGULAS HAKEKAT “PENCINTA ALAM”
Malang, 6 Agustus 2013
Risty Krisinggih

      Sering kali muncul pertanyaan tentang apa peran sebuah organisasi pencinta alam dalam konteksnya tindakan real untuk turut melestarikan alam. Salah satu kegiatan yang identik dengan organisasi ini dapat disebut sebagai suatu kegiatan olahraga alam bebas. Lebih spesifiknya lagi dibagi dalam berbagai divisi seperti arung jeram, hiking, caving, rock climbing, terjun payung, diving atau jenis lainnya. Lalu apakah semua kegiatan itu memiliki kontribusi nyata dalam pelestarian alam? Ronald G.Petocz dalam bukunya yang berjudul “Konservasi Alam dan Pembangunan Irian Jaya hl.82” menyatakan suatu opininya mengenai salah satu olahraga di atas yakni hiking. “Sungai es dan padang salju Cartensz itu sekarang menjadi tempat utama para wisatawan, khususnya para pendaki gunung yang sial sekali sudah menambah kerusakan dan pencemaran wilayah itu”. Ada kata yang saya kira perlu digaris bawahi dari secuil penggalan tulisan itu, “sial sekali”. Ini seperti menjelaskan bahwa kegiatan hiking memiliki dampak buruk terhadap kelestarian lingkungan. Lalu apakah benar demikian?

      Bertolak dari semua itu sebuah organisasi pencinta alam yang identik dengan kegiatan olahraga alam bebas memiliki sebuah misi tulus yang lebih dipahami oleh mereka yang melakoninya. Sempat suatu saat timbul sebuah pertanyaan dari dalam diri saya, bahwa apakah tidak sebaiknya gunung hutan, sungai, gua-gua, tebing dan lautan yang memiliki keindahan luar biasa itu dibiarkan saja agar tidak terjadi kerusakan, pencemaran, fandalisme dll? Atas pertanyaan saya itu salah satu rekan saya sesama pencinta alam menanggapi dengan jawaban ringan namun punya makna yang mendalam. Tuhan menciptakan alam semesta ini dengan berjuta rahasia dan keindahan yang tidak seluruhnya diketahui oleh manusia. Selanjutnya hakekat seorang manusia didunia ini diciptakan dengan status sebagai seorang khalifah yang wajib menjaga kelestariannya. Kegiatan olahraga alam bebas adalah sebuah kegiatan yang mendekatkan manusia untuk lebih mengenal alam, mengenal ciri khasnya dan sifatnya sehingga dapat membentuk suatu sikap mencintainya dan diwujudkan dalam suatu upaya untuk menjaga kelestariannya atas rasa memiliki yang tumbuh secara alamiah. Begitulah alur pemikiran ringan yang saya dan teman saya simpulkan.

      Kembali lagi ke kegiatan alam bebas yang sering dilakukan organisasi pencinta alam. Ya, kami memang melakukan macam-macam kegiatan itu. Namun semua itu kami lakukan dengan misi tulus menjaga kelestarian alam. Dalam dunia kepencintaalaman ada aturan mutlak yang berlaku diseluruh penjuru, lalu kami sebut itu sebagai sebuah kode etik pencinta alam. Bukan explore tanpa pertimbangan, bukan berkegiatan tanpa tujuan dan bukan pula membawa suatu misi pengerusakan. Namun kami datang dengan hati damai, cinta terhadap alam dan senantiasa mengagungkan keasriannya.

     Kegiatan sebuah organisasi pencinta alam tentu saja tidak hanya olahraga alam bebas, Pemikiran semacam itu perlu ditepis dan dikaji kembali. Penelitian sosial dan ilmiah juga menjadi salah satu pengabdian kami terhadap masyarakat dan juga bumi tercinta. Tak jarang pengetahuan baru seperti bidang speleologi lahir dari para pencinta alam yang memang memiliki potensi didalamnya, karena kami lebih mengenalnya. Dengan demikian anggapan buruk mengenai pencinta alam dapat dinilai oleh masing-masing individu sesuai dengan fakta yang terjadi.

Selasa, 20 Agustus 2013

PANDERMAN SERIES

PANDERMAN SERIES
10 Juli 2013
Risty Krisinggih



    7 Juli 2013 aku ikutan teman-teman TIM XPDC Gua dan Karst Nusantara 2013 IMPALA UB (Ikatan Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Brawijaya) untuk latihan angkat beban ke Gunung Panderman. Gunung ini terletak di Kota Batu. Emang nggak tinggi-tinggi amat sih. Tapi lumayan bikin capek juga. Perjalanan dimulai pagi hari sekitar jam 8. Perijinannya nggak begitu sulit kok, tinggal bayar tiket masuk aja sama ibu yang punya rumah di jalan depan jalur mendakinya.

    Aku lincah sekali melewati tiap jalurnya, jelas karena aku nggak bawa beban, hehehe. Sedangkan tim XPDC, waw 14 kg lumayan bikin bahu engkleng laah. Kurang lebih 2000 m dpl kami semua suka ria mendakinya. Fegetasinya tidak terlalu lebat. Jalurnya keliatan jelas kok, jadi nggak perlu hawatir akan tersesat. Cuma ada beberapa percabangan aja yang mungkin bisa bikin bingung. Disana ada banyak monyet yang siap menerkam segala jenis makanan kalau kita menaruhnya sembarangan, jangankan diluar day pack, di dalam saja mereka ambil. Entah mengapa mereka liar sekali jika melihat ada makanan. Kudu ati-ati juga karena mereka bisa bertindak ganas kalau merasa terganggu, apalagi waktu aku nyoba pengen motret anaknya yang imut-imut. Eh eh eh, dari belakang si bayi munculah emaknya yang hampir aja nerkam wajahku. Buset dah,, serem.

    Kami melewati post demi post mulai dari latar ombo, watu gede sampai di puncaknya. Udaranya yang segar dan sejuk membuat rasa capek luntur sejenak. Apalagi pas nyampe puncak. Pemandangannya, beeee, muantab! Photo-photo sebentar, bikin kopi panas, dan makan mie, kamipun beranjak turun dan pulang. Semoga latihan angkat beban ini bermanfaat untuk tim XPDC ya?

Minggu, 07 Juli 2013

Uniknya Dataran Tinggi Dieng Dengan Segala Budayanya


2 Juli 2013

Risty Krisinggih
Uniknya Dataran Tinggi Dieng

 

        Dataran Tinggi Dieng adalah kawasan yang terletak di Kabupaten Wonosobo Jawa Tengah Indonesia. Dataran ini menjadi objek wisata karena memiliki beberapa wisata alam dan bangunan peninggalan bersejarah. Ada wisata Telaga Warna, Kawah Sikidang dan Candi Arjuna. Hanya saja yang sempat saya kunjungi adalah Telaga Warna dan Kawah Sikidangnya.

        Telaga Warna, yup. Telaga satu ini memang beda dari telaga pada umumnya. Berwarna-warni dari hijau, biru, kuning dan ungu. Fenomena ini terjadi karena di dalam air tersebut terdapat kandungan sulfur cukup tinggi sehingga saat sinar matahari mengenainya maka warna air telaga akan nampak berwarna warni. Bahkan kata penduduk sana, beberapa tahun silam warna-warni telaga ini justru lebih nampak lagi dibandingkan sekarang. Wiiih, bisa kebayang ya? Pasti lebih indah. Udara yang dingin dan sejuk, sembari semilir angin membuat badan terasa nyaman dan segar.



        Kawah Sikidang. Kawah satu ini memiliki legenda yang berkembang di masyarakat. Seperti cerita dari Pak Manto warga asli sana. Konon katanya pada jaman dahulu hiduplah seorang ratu cantik bernama Shinta Dewi. Suatu hari dia dilamar oleh seorang pangeran bernama Pangeran Kidang Garungan. Pangeran ini berkepala kijang dan berbadan manusia, karena itulah Ratu Shinta Dewi tidak menginginkan pangeran tersebut. Akhirnya dia membuat suatu persyaratan yaitu sang pangeran harus membuatkan sumur yang lebar dan dalam. Dengan dalih itulah Ratu Shinta mewujudkan niat liciknya yang kemudian mengubur Pangeran Kidang Garungan ketika ia sedang menggali sumur tersebut. Saat itu pangeran melakukan perlawanan dengan mengeluarkan beberapa jurus sehingga sumur itu bergetar dan mengeluarkan ledakan air panas, namun perlawanan itu tidak berhasil. Sumur itulah yang kemudian menjelma menjadi Kawah Sikidang. Saat itu pangeran marah dan mengeluarkan kutukan bahwa kelak Sang Ratu Shinta Dewi dan keturunannya akan berambut gembel.

          Nah, misteri rambut gimbal inilah yang selanjutnya menarik perhatian saya. Tidak semua anak dianugerahi rambut gimbal. Tidak seorangpun tahu pada siapakah rambut gimbal itu akan diturunkan. Fenomena ini masih mengandung mistis yang sulit dijelaskan secara logika. Pasalnya, rambut gimbal ini bukanlah seperti rambut gimbal pada umumnya yang dijadikan sebagai mode atau fashion. Rambut gimbal akan datang secara alami pada anak-anak tertentu di Dataran Tinggi Dieng. Pada awalnya anak-anak ini terlahir normal seperti anak bayi pada umumnya. Namun pada suatu fase tertentu (biasanya umur 3-7 tahun) anak ini akan mengalami demam hebat dan rambutnya berubah menjadi gimbal. Meskipun dipotong berkali-kali ataupun di cuci bersih, tetap saja gimbal ini tidak akan hilang. Ada suatu prosesi kusus untuk menghilangkan rambut gimbal ini, yakni dilakukannya pemotongan rambut gimbal dengan prasyarat kusus. Prosesi dapat dilakukan masal atau mandiri oleh masing-masing orang tua. Biasanya dilakukan seperti budaya selamatan. Dalam prosesi ini terdapat suatu kenyataan yang unik bahwasanya sebelum pemotongan rambut, orang tua harus memenuhi segala permintaan anak terlebih dahulu. Entah dia meminta sesuatu yang wajar seperti mainan, rekreasi ataupun permintaan yang berat seperti meminta mobil dll. Waktu prosesi ini tidak dapat ditentukan, sebab anak berambut gimbal itu sendirilah yang akan meminta pada suatu hari. Namun prosesi ini harus dijalankan pada suatu hari, sebab masyarakat memiliki kepercayaan jika tidak dilaksanakan, maka akan berakibat mendatangkan kesialan pada kehidupan anak itu. Setelah dilakukan serangkaian prosesi ini, maka rambut anak gimbal itu akan tumbuh normal kembali seperti saat dia masih bayi. Unik sekali bukan? Bahkan hal ini masih sulit saya percayai, namun memang demikianlah yang terjadi.

         Konon katanya, rambut gimbal ini dilindungi oleh kekuatan roh. Orang Dataran Dieng tidak pernah menganggap anak rambut gimbal mereka sebagai kesialan, namun mereka justru menganggap itu sebagai anugerah yang harus disyukuri. Menurut Bapak Manto Rambut gimbal disini ada dua macam, yakni gimbal kecil-kecil dan gimbal besar. Gimbal kecil-kecil dipercaya dapat membawa kesusahan pada anak itu dan juga keluarganya. Sedangkan gimbal ukuran besar akan mendatangkan keberuntungan.



          Kembali lagi ke Kawah Sikidang, hehehe. Kawah ini berukuran lumayan besar, sekitar 200m3. Didalamnya terlihat air keruh yang meledak-ledak serta mengeluarkan uap panas dan berbau tak sedap. Jadi, siap-siap masker ya sebelum kesini....Udara disini sangatlah dingin, jaket dan sarung tanganpun harus dibawa agar tidak kedinginan. Setelah puas melihat kawah, pengunjung bisa juga menikmati carica, makanan khas Dataran Tinggi Dieng maupun gorengan hangat yang dijual di warung-warung dekat kawah. Yang jelas rekreasi di Dataran Tinggi Dieng ini sagatlah menarik, jadi sempatkanlah mampir jika teman-teman berkunjung ke Wonosobo.




Sabtu, 06 Juli 2013

Guide Arung Jeram Bukanlah Pekerjaan Biasa

Pelajaran Dari Profesi Beresiko Maut
30 Juni 2013

    Satu minggu ini aku banyak banget belajar dari guide arung jeram di Sungai Serayu. Nggak Cuma ilmu arung jeram, melainkan banyak pelajaran lain yang bisa kuambil. Guide arung jeram adalah profesi yang sehari-harinya bergelut dengan maut, penuh resiko bahkan sampai resio kematian. Sungai adalah faktor alam yang sepenuhnya keadaan diatur oleh Tuhan setiap detiknya, entah Dia beri banjir, hole yang menggulung, under cut yang memangsa korban, dll.
    Pelajaran 1. Semakin kita paham akan sesuatu dengan segala resikonya, maka kita bukannya semakin berani menghadapi sesuatu itu, melainkan akan semakin waspada dan hati-hati. Kata berani artinya mempunyai hati yang mantap dan rasa percaya diri yang besar dalam menghadapi bahaya, kesulitan, dsb; tidak takut (gentar, kecut). Berani yang tanpa pertimbangan artinya nekat dan tanpa pertimbangan yang matang. Segala sesuatu pasti memiliki resiko didalamnya. Termasuk juga olahraga arung jeram yang kugemari. Bahkan setiap kali akan melakukannya aku pasti berfikir bahwa aku sedang mendekati bahaya. Dan aku nggak tau apa yang bakal terjadi, kelancarankah, kecelakaankah, atau resiko lainnya. Benar kata Mas Arif, semakin aku tau karakteristik sungai dengan segala bahayanya aku semakin perhitungan, hati-hati dan waspada. Sikap berani tanpa pertimbangan yang akan menyebabkan kecelakaan konyol tidak boleh dilakukan oleh seorang rafter. Istilah lainnya sok berani karena gengsi. Kalau jeram itu dirasa tidak aman, ya kenapa masih juga menantang untuk ngelewatinnya? Karena alam itu bergerak sesuai kehendak Tuhan tanpa sedikitpun kontrol dari manusia.
    Pelajaran 2. Kesempatan itu hanya akan datang kepada orang yang mampu membaca peluang. Membaca peluang dalam setiap kesempatan yang ada itu tidaklah mudah. Kesempatan bisalah datang kapanpun asalkan ada peluang. Hanya orang yang memiliki skill dan pengetahuan serta kemauan mempertahankan serta memajukan nasiplah yang mampu membaca peluang tepat pada tempat dan waktunya.
    Pelajaran 3. Belajar itu bukan proses yang instan, melainkan butuh proses dan kesabaran. Membaca arus sungai yang sangat sulit tidak dapat dengan mudah dilakukan meskipun seorang skipper sudah memiliki pengetahuan akan tatacara skipper. Baca arus membutuhkan “jam terbang”. Semakin sering turun ke sungai, maka akan semakin pintar pula dalam membaca arus.
    Pelajaran 4. Komunikasi adalah bagian dari hidup yang sangat penting. Tanpa komunikasi, bisa jadi manusia tidak akan dapat menjalani hidupnya. Sebab hakikatnya manusia adalah makhluk sosial yang seumur hidupnya akan membutuhkan peran orang lain.

PENGUNCI BAGASI TERTINGGAL GARA-GARA NGEBUT

Pengunci Abang-abang Bus Kebawa Sama Aku
30 Juni 2013

    Pagi ini tiba-tiba aku teringat kejadian kemaren lusa, tanggal 27 Juni 2013. Waktu itu aku lagi perjalanan dari Malang ke Banjarnegara. Pas perjalanan dari Wonosari ke Banjarnegara aku dan anak-anak memilih untuk naik bus Teguh yang bersedia nganter kami sampai ke base campnya Bannyu Woong dengan tambahan sedikit biaya. Kebetulan waktu itu day packku diletakkan dibagasi belakang. Day packku ini full sekali dengan berbagai macam perlengkapan pribadi, ada sleeping bag, ada pakaian ganti, dan obat-obatanku popmie serta gelas yang kuletakkan di saku samping deuter fututa 28l. Model day pack ini saku sampingnya gak terlalu besar kalau untuk ditempati popmie ukuran besar, obat-obatan dan juga gelas. Tapi mau gimana lagi, orang ruang utamanya uda penuh banget.
    Nah, ceritanya bus Teguh ini ngebut banget nget. Banget dah pokoknya. Waktu di terminal Wonosari kan kita nggak sempat sarapan, mangkannya makannya diputuskan di bus Teguh ini sambil perjalanan ke base camp Banyu Wong. Bukannya perut kenyang enakan, eeeh malah mual-mual yang iya. Tapi point ceritanya bukan yang ini. Jadi gini, busnya kan ngebut banget, pas uda nyampe base camp semua barang diturunin, termasuk juga day packku yang ada di bagasi belakang. Karena aku hawatir obat-obatan, popomie serta gelasku tertinggal di bagasi, akupun putusin buat ngecek lagi dibagasi belakang, aku buka pengunci bagasinya. Bentuknya besi panjang yang sisi bawahnya bengkok. Cara nguncinya cukup besi ini diletakin di lubang pengunci dan otomatis dia bakal ngunci karena sisi atasnya ada bendolan penahannya. Semacam logam bundar gitu. Cukup berat juga besi ini. Nah, akukan buka pengunci ini, lalu aku periksa seisi bagasi. Ternyata uda bersih. Pas aku pengen naruh penguncinya lagi, eeeeh eh eh lakok busnya ngebut pergi. Aku teriak tapi masih kalah sama suara mesinnya yang digas tancap. Yaaaaah, akhirnya pengunci itu sampai saat ini masih ada ama aku. Ya elah,, bang, bang, aku jadi risau gara-gara pengunci ini. Pasti abang bus itu bakal nyariin deh. Bodo bangeeet aku hari ini. Ngembaliin? Ya bakal susah lah, orang bus Teguh itu buanyak banget di terminal Wonosari. Lumayan jauh pula dari base camp Banyu Wong ini.

Jumat, 28 Juni 2013

Sungai Serayu

Sungai Serayu “The Pikas”
28 Juni 2013
  
The Pikas Bannyu Woong punya
          The Pikas, namanya terdengar lucu dan unik. Awalnya aku ga ngerti apa itu. Aku kira semacam nama lelucon mirip kayak tokoh kartun pikachu atau semacamnya. Hahaha, ternyata itu singkatan dari “Pinggiran Kali Serayu” lucu memang. The Pikas berada di Base Camp Bannyu Woong. Disini tempatnya santai, teduh dan yang paling penting adalah free wifi. Muantab!
Penampang Sungai Serayu
     Sungai Serayu adalah sungai yang membentang di Desa Kutayasa Kecamatan Madukara Kabupaten Banjarnegara Jawa Tengah. Sepanjang pengelihatan, sungai ini memiliki karakteristik yang agak mirip dengan Sungai Lekso yang ada di Blitar. Bedanya penampang Sungai Serayu jauh lebih lebar. 20-30 meter, bahkan dibeberapa titik bisa sampai 50-200 meter. Debet airnya yang normal berkisar antara 40-55m3/s. Di sungai ini uda ada 3 operator yang siap melayani tamu untuk arung jeram. Ada Operator Banyu Wong, Serayu Adventure Indonesia dan Atas Serayu Adventure. Letak base camp Banyu Wongdan Serayu Adventure Indonesia berseberangan hanya terpisah oleh Sungai Serayu itu sendiri. Sedang Atas Serayu ada di tepi sungai depan jeram batu kodok.
Action di Jeram Asyik

Semangat melewati jeram
Jeram maskot Serayu "Jeram Guide" sering bikin flip perahu
          Trip pengarungan disini ada long trip dan trip pendek dengan beberapa pilihan start point. Ada start Belimbing 24 km, Tunggoro 16km, Randegan 14km, Boja 12km dan trip Seruling Mas 10km. Hari ini 28 Juni 2013 aku dan 7 teman ada Hilman Fajar S., Maria Dewi O., Syntia Ana S., Rahayu Simanjuntak, Agung Permadi, Risky Kurniawan dan Sayyidi Ainul Yaqin mencoba trip panjang start Belimbing. Jeram demi jeram kami lewati mulai dari jeram welcome, jeram cawet, jeram guide, jeram S1, S2, S3, jeram tangga, jeram junjugan, jeram gentong, jeram prigi, jeram panjang, jeram Dwi, jeram double drop, jeram fliper 1, fliper 2, batu kodok, keriting, tangga, tabrak boja, asik, dan maaasih banyak lagi.
        Hari ini perahu base marine yang punya body bongsor yang aku tumpangi. Awalnya lancar. Kami lakukan scouting tiap sebelum jeram. Sampai akhirnya perahuku flip di jeram no name. Bebebebe, awalnya perahu masuk dijalur kanan, kemudian badan perahu kanan naik keatas tebing. Dan karena tabung kiri kena arus kuat, maka miringlah perahu itu ke kanan. Waktu itu mas Lisik (guide Banyu Wong) sempat nahan pake tangan pegangan ke tebing. Aku, Sayyidi, Risky dan Syntia mencoba untuk bebani tabung kanan. Tapi tiba-tiba dari belakang, bluppp, perahu Hojo yang diskipperi oleh Maria menabrak tabung perahu kiri kami yang uda separo masuk air. Akhinya....wuuuup,, fliplah perahu kami. Blummmm, tahan nafas beberapa menit dibawah perahu. Yang aku lihat Cuma air beriak diatas. Berusaha ambil nafas diantara tabung perahu, tapi akhirnya berhasil juga keluar dari perahu, meskipun 1-2 liter air sepertinya masuk ke perut. Hahaha
Foto bersama di start point Tunggoro
          Sungai Serayu cocok sekali untuk melatih skill baca arus. Penampangnya yang lebar membuat skipper harus berkonsentrasi terus untuk mencari jalur yang paling tepat. Kemampuan manuver menjadi hal penting setiap akan memasuki jeram. Yang paling seru disini adalah standing wavenya. Bbebebe, muantab pokoknya. Bikin badan terciprat air, dan ini adalah bagian yang paaaling aku suka. Sungai ini juga lengkap, punya flat seperti Brantas, bebatuan seperti lekso, drop-dropan dan hole seperti pekalen, pokonya lengkap banget deh....
Perahu masuk standing wave hingga tak nampak

Pinggiran kali serayu resto Bannyu Woong punya

Pose

Mentari pagi di Sungai Serayu
Kegiatan rutin "self rescue"