SUNGAI
AMPRONG PENUH PESONA
4-6
Juni 2012
Malang, Risty Krisinggih 19 Juni 2012
4 Juni 2012
Sungai Amprong
adalah sungai yang terletak di Desa Gunungsari Kecamatan Poncokusumo Kabupaten
Malang Provinsi Jawa Timur. Sungai ini merupakan sungai baru dikalangan pecinta
arung jeram seperti kami. Sebab baru satu bulan yang lalu tepatnya bulan Mei
Tahun 2012, sungai ini diresmikan sebagai sungai yang dapat diarungi. Kali ini,
tim kami berjumlah 4 orang terdiri atas Henri Yuli (556/IMP), Adi Setiabudi
(Anggota Muda), Risty Krisinggih (Anggota Muda) dan Hilman Fajar Sebastian
(Anggota Muda).
Cerita kami mulai
dengan doa bersama sembari pelepasan di Bravo Tenda (sekretariat IMPALA).
Setelah itu berangkatlah kami berempat menggunakan 2 buah motor. Rute yang kami
tempuh yakni dari Malang, Blimbing, Pakis, Tumpang, Poncokusumo dan akhirnya
sampailah kami di Desa Gunungsari dan segera menuju ke operator Ndayung Bareng
Rafting. Perjalanan dapat ditempuh selama kurang lebih satu jam stengah. Setelah
sampai, kami lekas melakukan ramah tamah dengan pihak operator. Disana kami
bertemu dengan beberapa guide, diantaranya Mas James, Mas Gentong dan masih
banyak lagi. Sembari persiapan,
saya sempat berjalan-jalan sebentar melihat pemandangan sekitar yang nampak
eksotis. Waw....dikelilingi bukit-bukit, beraneka ragam tanaman holtikultura
yang mana daerah Poncokusumo ini dikenal dengan pertaniannya yang organik.
Sempat saya menghirup udara sejuknya sambil merasakan perlahan hembusan angin
yang sesekali terasa menusuk. Sungguh, teman-teman harus merasakan sendiri
betapa segar udara disini.^_^.
Kini saatnya
persiapan untuk memulai pengarungan yang pertama. Packing perahu, segala
peralatan rafting, dan ganti pakaian. Oiya, kali ini, kami tidak membawa perahu
sendiri seperti biasanya. Jadi kami menyewa perahu dari pihak operator. Buat
teman-teman yang ingin menguji nyali berarung jeram disini nggak perlu mengocek
kantong terlalu dalam kok. Cukup Rp. 199.000/orang. Murah kan? Lanjut lagi
ya...hehe (promosi). Setelah semua perlengkapan siap, kami segera menuju start
point pengarungan. Jalan menuju start point nggak begitu jauh kok dari lokasi
base camp. Tapi lumayan kalau seandainya jalan kaki. Hehe. Motor dan mobil
hanya dapat mengantar sampai sebelum jalan turunan. Nah, karena sungai ini
letaknya dibawah bukit, jadi untuk menuju ke sungai kami harus berjalan selama
kurang lebih 15 menit untuk menuruni bukit. Untuk perahu sendiri kami menggunakan
jasa porter untuk mengangkatnya. Tarifnya juga tidak terlalu mahal kok, cukup
10.000/trip. Nafas yang melompat-lompat berlomba dengan degub jantung yang
terasa saat kami sampai ditepi sungai. Huuuuh, belum juga pengarungan, tapi
keringat kami sudah bercucuran diantara kening. Hahaha, tapi seru!
Ditepi sungai kami
disambut oleh merdunya deburan arus sungai dengan pemandangan menarik
disekeliling sungai. Air sungainya bening, banyak batuan bermunculan
disepanjang sungai, arusnya lumayan kuat, namun volumenya tidak terlalu besar
sebab sungainya tidak terlalu dalam. Kalau menurut saya, sungai ini memiliki
grade 3-3,5. Di tepi sungai, kami memompa perahu dan melakukan pemanasan.
Pukul......kami langsung memulai pengarungan pertama. Kali ini saya yang
ditugaskan untuk menjadi skyper. Waduh, belum juga paham tentang karakteristik
sungainya, tapi ya sudahlah, saya coba dulu. Toh juga ada Mas James (guide)
yang sudah tamat memahami sungai ini, jadi bisa mengarahkan. Hehehe. Disambut
dengan jeram welcome kami semua mulai mengekspresikan kecintaan kami terhadap
olahraga ini. selanjutnya ada jeram Batu Tumpuk dan dilanjutkan dengan jeram Batu Gajah, Jeram
Bejo 1, dan masih banyak lagi jeram menantang lainnya. Namun pengarungan hari
ini tidak berjalan mulus, sebab saya sebagai skyper kurang maksimal dalam mengarahkan
perahu sehingga perahu belok belok tanpa arah akibat tertabrak pillow yang
banyak tersebar dipermukaan sungai. Setengah perjalanan kami lewati, dan kini
saatnya kami dihadapkan dengan jeram maskot di sungai ini. “Jeram Loading”. Terbentuk
karena penyempitan penampang sungai yang kanan kirinya dihimpit oleh batuan
besar dan memiliki lintasan berkelok dari kiri ke kanan, dan dilanjutkan dengan
penampang melebar yang kemudian menjorok patah sedalam 4 m. Waw, ini seperti
air terjun yang kami sendiri juga sulit mengatakan bagaimana serunya ketika
berhasil melewatinya. Patahan 90˚ itu membuat kami semua spontan berteriak
sekencang-kencangnya. Hohoho, jeram ini sungguh menakjubkan kawan! Alangkah
baiknya kalau teman-teman merasakan sendiri.
Jeram-jeram selain
maskot juga tak kalah seru dan memacu terus adrenalin kami sampai berahirnya
pengarungan. Pengarungan berlagsung selama kurang lebih 3 jam. Selesai
pengarungan, kemudian kami menuju basecamp dan bersih diri serta makan malam
dan dilanjutkan dengan evaluasi dan briefing seperti biasanya.
5 Juni 2012
4 Juni malam kami
habiskan dengan istirahat yang kurang maksimal, bagaimana tidak, sepanjang
malam kakiku terasa bagai masuk dalam suatu kulkas dan sulit dikeluarkan.
Brrrrrrr dingin banget! Buat teman-teman yang ingin mengunjungi tempat ini, aku
saranin untuk membawa seperangkat alat pelindung tubuh dari dingin deh, haha.
Namun senyenyak atau setidaknyenyak apapun istirahat semalam, saya bersama tim
harus tetap memulai lagi aktivitas hari ini.
Dimulai dengan SPI
(senam pagi IMPALA), kemudian dilanjutkan dengan sarapan pagi dan persiapan
alat juga persiapan individu. Mulailah kami bolak balik menuju start point
untuk membawa perahu serta mengangkut seluruh tim. Sebenarnya disini ada juga
fasilitas jasa angkut menggunakan mobil pickup dari pihak operator. Tarifnya
murah kok, cukup 35.000 setiap tripnya. Atau ada juga pilihan B, yakni Rp.
30.000/ trip tanpa antar ke start point.
Sesampainya
dijalan setapak, tentu saja untuk keduakalinya kami harus menuruni bukit yang
sungguh lama karena lumayan jauh, teman-teman harus extra hati-hati dalam
melangkah, karena bila terpeleset sedikit saja teman-teman bisa terjatuh. Atas
dasar ini aku jadi sempat berfikir, hebat sekali ya Mas Porter yang dengan
ritme cepat, beban perahu yang berat dipundaknya, tetap tegap dan mantap
melangkahkan kakinya melewati jalan setapak yang sesekali benar-benar menyempit
dan bahkan sulit juga dilewati olehku yang tanpa beban apa-apa. Salut aku sama
Mas Porter, hahahaha.
20 menitan kami
menuruni bukit, sampailah kami ditepi sungai yang sangat eksotis. Airnya yang
bening seperti punya magnet yang seketika itu menarik saya untuk membilaskan
airnya pada wajah saya yang berkeringat akibat perjalanan barusan. Hmmmmmm,,, nikmatnya
sesaat membawa saya membumbung tinggi, menatap langit yang biru dan tiba-tiba
merasuk ke dalam indera perasa dan kemudian diterjemahkan sebagai rasa sejuk
dan berjalan-jalan di otak saya. “Ris, ayo buruan dipompa perahunya...!”
hahaha, Hilman menghentikan beralirnya kesejukan yang harusnya sudah mengalir
sampai ke ujung kaki.
Lekas kami memompa
perahu sampai perahu biru milik Ndayung Bareng Rfting ini mengembang. Namun
jangan terlalu keras juga, mengingat karakteristik sungai ini yang berbatu dan
banyak jeram yang sempit. Jadi akan lebih enak jika perahunya sedikit gembos, tujuannya agar perahu lentur
sehingga mudah melewati jeram. Baiklah, pengarungan dimulai dengan Hilman
sebagai skyper. Teman saya yang satu ini berbadan tambun, tangguh dan suaranya
lantang. Terkadang sulit juga naik perahu tak ubahnya seperti saya. Hehehehe.
“Siap, dayung
maju!”, mulailah kami berpetualang mengarungi satu persatu jeram dengan beribu
rasa dan cerita yang berkutat sendiri-sendiri di hati kami. Ditengah
pengarungan, sempat kami melakukan scoting sebelum melewati jeram loading.
Datang segurat kecemasan juga dihatiku, takut-takut kalau perahu berjalan
mundur. Wah, bisa-bisa awak tumpah, bisa-bisa terjebak di jeram, bisa juga
terjebak di bawah perahu, bisa juga, bisa juga.....ARGH......aku percaya sama
skyper yang satu ini. Hilman Fajar Sebastian, tunjukkan keahlianmu. Hehee...
berbekal doa, aku bersiap untuk menghadapi ini. aaaaaaaa perahu berhasil lolos
dari penampang jeram yang kanankirinya terhimpit batu. Tapi begitu menghadapi
jeram patahan setinggi 4 m yang melebar meneruskan jeram sebelumnya tadi tanpa
jeda, tuing, tuing,, perahu nyangkut teman-teman! Moncongnya bergelantungan di
ketinggian dengan air deras yang terjun diantara perahu. Aku yang saat itu
berada di dalam perahu bagian depan seperti berdiri tegak karena posisi perahu
depan yang sudah jatuh kebawah, namun belakang masih nyangkut. Haha, akhirnya
bersama-sama kami goyang-goyang perahunya sampai akhirnya aku bisa melanjutkan
teriakanku yang sempat tercancel sesaat. Aaaaaa,, byuRrRr.... hahaha, kami
semua tertawa lepas.
Selanjutnya jeram
tampar, jeram love, jeram luak dan jeram punukpun kami lalui dengan mulus.
Namun sesekali sempat perahu dibawa mundur oleh skyper karena arah perahu
membalik akibat tertabrak pillow atau halangan semacamnya. Namun pengarungan
kali ini sungguh seru. Oiya teman-teman ada yang terlupa yang tak boleh
dilupakan, hehehe... dalam pengarungan di Sungai Amprong ini, teman-teman juga
disuguhi pemandangan air terjun lo....bagus...banget. paduan yang sempurna dengan
perbukitan yang membentang sepanjang perjalanan.
Pengarungan
pertama selesai sekitar pukul 13.00 dan dilanjutkan pengarungan kedua. Kami
harus kembali lagi menuju start point dan kali ini teman saya Adi Stiabudi yang
bertugas sebagai skyper. Teman saya ini memiliki kemampuan dalam membaca arus,
jadi perahu selalu menuju jalan yang benar. Hehehe,,tak kalah serunya dari
pengarungan pertama. Mungkin juga karena kami sudah sedikit faham tentang
karakteristik sungai, sehingga pengarungan dapat berjalan lancar dan lebih
cepat dari biasanya. Bahkan Adi sudah tidak lagi scoting karena sudah hafal
lintasannya.
Seperti biasa,
aktifitas dilanjutkan dengan kembali ke basecamp, bersih diri, makan malam dan
dilanjutkan dengan evaluasi briefing.
6 Juni 2012
Hari ini hari
terahir kami berada di desa yang sejuk ini. jadi saya puas-puaskan menikmati
kesejukannya ketika SPI. Setelah sarapan pagi, kami memulai aktivitas dengan
bermalas-malasan. Bukan karena apa-apa, 3 trip pengarungan kemarin sudah cukup
membuat tubuh kami kelelahan. Kaki dan pinggangku juga lebam-lebam akibat
terbentur batu ketika SR (self rescue). Hilman juga tampak lelah, apalagi
Adi... aduh aduh aku lupa cerita, Desa ini adalah salahsatu Desa penghasil tebu
juga teman-teman. Nah, kemarin sebelum kembali ke basecamp, kami sempat memakan
tebu. Dan disini akar permasalahannya. Adi brokoli, teman saya yang satu ini
kurang berhati-hati dalam mengupas tebu, jadinya krak.....hiks hiks, pisau
lipat tajam milik Mas Henry terjun di sela-sela jari ibu dan jari jempol tangan
kanannya. Adu adu adu,,, darahnya bercucuran kemana-mana teman-teman. Sungguh
itu adalah adegan yang membuat dahi saya mengernyit kegelian. Huuuh... Adi,
Adi. Lanjut ya!
Meskipun hari ini
kami berangkat tanpa semangat, toh arus sungai akhirnya mengembalikan juga
semangat kami. Mungkin memang riuhnya sudah menyatu dengan jiwa kami. Hehehe.
Pengarungan kali ini dipimpin oleh skyper yang beragam, mulai dari saya, Adi,
Hilman, saya, dan Adi lagi. Karena evaluasi saya dipengarungan pertama yang mana
saya kurang maksimal dalam memimpin pengarungan, akhirnya dipengarungan terahir
ini, saya mencoba totalitas mempertahankan arah perahu, mempertahankan kekuatan
dan ketahanan serta mental saya. Dan setidaknya ini saya rasakan sudah sedikit
lebih baik jika dibandingkan dengan hari pertama. Mungkin karena saya juga
sudah tau karakteristik sungainya.
Nah, berhasillah
saya membawa perahu dan teman-teman tim saya untuk melewati jeram maskot dengan
mulus sekali. Haha, entah lagi hoki atau apa, namun melewati jeram loading ini
dengan posisi yang sangat diharapkan sudah memberikan rasa luar biasa pada
masing-masing hati kami. Oiya, hari ini kami tidak ditemani guide seperti
hari-hari kemarin teman-teman. Kami justru kehadiran tamu yaitu Mas Porter yang
biasanya membawakan perahu kami menuruni bukit. Rasa getir ada, saat-saat
tertentu saya hawatir Mas Porter jatuh dari perahu. Tapi untung saja beliau
aman sampai akhir pengarungan. Ini berarti kami berhasil membawa tamu. Hahahaha
Jeram loading,
jeram loading namanya. Saya yang sedikit takut ketinggian dipaksa Mas Henry dan
teman-teman untuk terjun dari ketinggian 4 m yang mana bawahnya pasir dan tidak
berbahaya. Bahkan ini aktivitas yang sangat menarik bagi mereka yang berani
melakukannya. Tapi aku???????!!!! Noooooooo,, gak mau, gak mau, gak
mau.....hah, sudahlah, kejadian ini di cut saja ya teman-teman, karena waktu
satu jam yang terbuang sia-sia karena perbuatan bodoh saya, saya rasa tidak
untuk diceritakan.
Pengarungan
berlanjut sampai pukul 14.00, lebih lama dari biasanya, karena diantaranya
disisipi materi-materi seperti SR. Akhirnya selesailah pengerungan kami terahir
ini. senaaaang rasanya pernah menjadi bagian yang mengarungi sungai yang
tergolong baru bagi dunia rafting ini. harapannya semoga Sungai Amprong dapat
terus berkembang dan menjadi tempat idola bagi para pengarung jeram di
Indonesia atau mungkin di kancah internasional. Amiiin, hehehe
Selanjutnya kami
kembali ke basecamp, bersih diri, packing dan ramah tamah. Disini saya mendapat
banyak teman baru yang istimewa, ada Mas James, Mas Gentong, Mas Semut, Mas
Porter yang sampai sekarang saya tidak tau namanya, dan masih banyak lagi.
Terimakasih teman-teman, senag sekali dapat berjumpa dengan kalian para pecinta
arungjeram.^_^.
Bravo Tenda, kami pulang......