Sabtu, 06 Juli 2013

Guide Arung Jeram Bukanlah Pekerjaan Biasa

Pelajaran Dari Profesi Beresiko Maut
30 Juni 2013

    Satu minggu ini aku banyak banget belajar dari guide arung jeram di Sungai Serayu. Nggak Cuma ilmu arung jeram, melainkan banyak pelajaran lain yang bisa kuambil. Guide arung jeram adalah profesi yang sehari-harinya bergelut dengan maut, penuh resiko bahkan sampai resio kematian. Sungai adalah faktor alam yang sepenuhnya keadaan diatur oleh Tuhan setiap detiknya, entah Dia beri banjir, hole yang menggulung, under cut yang memangsa korban, dll.
    Pelajaran 1. Semakin kita paham akan sesuatu dengan segala resikonya, maka kita bukannya semakin berani menghadapi sesuatu itu, melainkan akan semakin waspada dan hati-hati. Kata berani artinya mempunyai hati yang mantap dan rasa percaya diri yang besar dalam menghadapi bahaya, kesulitan, dsb; tidak takut (gentar, kecut). Berani yang tanpa pertimbangan artinya nekat dan tanpa pertimbangan yang matang. Segala sesuatu pasti memiliki resiko didalamnya. Termasuk juga olahraga arung jeram yang kugemari. Bahkan setiap kali akan melakukannya aku pasti berfikir bahwa aku sedang mendekati bahaya. Dan aku nggak tau apa yang bakal terjadi, kelancarankah, kecelakaankah, atau resiko lainnya. Benar kata Mas Arif, semakin aku tau karakteristik sungai dengan segala bahayanya aku semakin perhitungan, hati-hati dan waspada. Sikap berani tanpa pertimbangan yang akan menyebabkan kecelakaan konyol tidak boleh dilakukan oleh seorang rafter. Istilah lainnya sok berani karena gengsi. Kalau jeram itu dirasa tidak aman, ya kenapa masih juga menantang untuk ngelewatinnya? Karena alam itu bergerak sesuai kehendak Tuhan tanpa sedikitpun kontrol dari manusia.
    Pelajaran 2. Kesempatan itu hanya akan datang kepada orang yang mampu membaca peluang. Membaca peluang dalam setiap kesempatan yang ada itu tidaklah mudah. Kesempatan bisalah datang kapanpun asalkan ada peluang. Hanya orang yang memiliki skill dan pengetahuan serta kemauan mempertahankan serta memajukan nasiplah yang mampu membaca peluang tepat pada tempat dan waktunya.
    Pelajaran 3. Belajar itu bukan proses yang instan, melainkan butuh proses dan kesabaran. Membaca arus sungai yang sangat sulit tidak dapat dengan mudah dilakukan meskipun seorang skipper sudah memiliki pengetahuan akan tatacara skipper. Baca arus membutuhkan “jam terbang”. Semakin sering turun ke sungai, maka akan semakin pintar pula dalam membaca arus.
    Pelajaran 4. Komunikasi adalah bagian dari hidup yang sangat penting. Tanpa komunikasi, bisa jadi manusia tidak akan dapat menjalani hidupnya. Sebab hakikatnya manusia adalah makhluk sosial yang seumur hidupnya akan membutuhkan peran orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar